Ada “Pasar Lupa” di Depan Istana Negara

Eko Priliawito, Zaky Al-Yamani

Effendi Gozali: pemerintah sering lupa dengan berbagai kasus.

VIVAnews – Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) menggelar "pasar lupa" di depan Istana Negera, untuk memperingati satu tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.

Dengan membentangkan spanduk besar bertuliksan "Selamat Datang di Pasar Lupa" Kontras berusaha mengingatkan pemerintah dengan pekerjaan rumah mereka. Seperti kasus pelanggaran HAM yang belum tuntas.

Sejumlah aktivis ini memakai payung hitam yang bertuliskan kasus-kasus pelanggaran HAM, seperti kasus Tanjung Priok, Talangsari, Semanggi, dan Trisakti.

Sementara itu pengamat komunikasi politik Effendi Gozali, dalam orasinya menyampaikan kalau isu penggulingan merupakan mimpi buruk Presiden SBY.

"Ternyata presiden punya mimpi buruk dengan guling. Tidak ada penggulingan, tapi membawa 10 guling yang bertuliskan kecaman terhadap pemerintah," ujarnya.

Menurut Effendi, aksi ini ini untuk mengingatkan pemerintah yang sering lupa dengan berbagai kasus.

Hingga siang ini, jumlah pengujuk rasa yang melakukan aksi di depan Istana Negara terus bertambah, dan membuat akses jalan menuju kawasan itu macet. Petugas akan melakukan pengalihan arus karena kondisi lalulintas sudah mulai padat. (umi)

Laporan: Fina Dwi Yurhami