Polisi Ragu Tetapkan Tersangka Kasus Tama

Rizka Diputra – Okezone

 

JAKARTA – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyayangkan lambannya proses penyelidikan dalam kasus penganiayaan aktivis ICW Tama Satrya Langkun.

"Kesimpulan kami ada kegagalan polisi setempat untuk mencegah penyerangan terhadap Tama. Dari proses hukum yang ada, tidak ada pengembangan terhadap persoalan yang lebih jauh," ujar Koordinator Kontras Haris Azhar dalam pertemuan dengan Kabid Humas Polda Metro Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mapolda Metro, Selasa (16/11/2010).

Dia menambahkan, pihaknya sangat menyayangkan kenapa polisi terkesan ragu untuk menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.

"Temuan kami sifatnya temuan lapangan dan dari masyarakat (umum ke khusus). Kami lihat aktivitas yang dilakukan Tama dua minggu sebelum kejadian. Ada indikasi atau tindakan yang sifatnya lebih rendah dari penyerangan seperti teror terhadap Kantor ICW. Pemantauan polisi setempat sudah tahu punya catatan-catatan tentang potensi-potensi peristiwa yang mungkin terjadi pada Tama," paparnya.

Menanggapi hal tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan, kasus ini masih dalam ranah penyelidikan sehingga tidak bisa hasilnya diungkap ke publik sebelum prosesnya tuntas. "Kami tidak bisa melakukan upaya paksa, belum pro justicia ada upaya-upaya untuk menajamkan proses itu. Tidak bisa untuk konsumsi pemberitaan," kata Boy.

Dia juga menegaskan, penyelidikan tetap berjalan dan polisi dalam hal ini Polda Metro serius untuk mengungkap kasus ini sampai tuntas karena sudah menjadi perhatian publik bahkan Presiden.

"Kepolisian ingin mengungkap, kami akui ada kasus yang belum terungkap. Clearance kami antara 60-65 persen, tapi tekad Polda Metro ingin mengungkap kasus itu. Membuat kasus itu menjadi jelas. Kami ikut prihatin. Kami ingin misi yang diemban ICW adalah misi-misi yang kami emban. Kami tidak ingin nanti justru ada rumor-rumor yang merugikan kami," jelasnya.

Sekadar diketahui, Tama diserang sekelompok orang tidak dikenal usai nonton bareng Piala Dunia 2010 di Kemang, Jakarta Selatan. Diduga kuat penganiayaan terhadap Tama karena aktivitasnya menyelidiki dan melaporkan kasus rekening gemuk para jenderal polisi ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.

Akibat penyerangan tersebut, Tama mengalami luka parah di bagian kepala sehingga harus dirawat intensif di RS Asri. Tama mendapatkan 29 jahitan di kepalanya. Insiden terhadap aktivis ICW ini sempat menarik perhatian publik, tak terkecuali Presiden SBY yang menyempatkan diri menjenguk Tama di rumah sakit. SBY juga menginstruksikan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, kala itu, untuk mengusut kasus itu.(ram)