TPF Munir: Data WikiLeaks data lama

JAKARTA – Anggota Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis Munir menilai dokumen yang dibocorkan WikiLeaks mengenai Munir bukan hal baru. Namun, dokumen itu bisa memperkuat hasil temuan TPF yang sempat ditutup-tutupi.

"Tidak ada hal yang baru, publik tahu sejak awal 6 tahun yang lalu. Wikileaks hanya memperkuat temuan TPF," ujar mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid, hari ini.

Sebelumnya, harian The Sydney Morning Herald mengungkapkan bocoran di WikiLeaks mengenai kawat Kedubes AS di Jakarta dengan Departemen Luar Negeri AS. Dalam laporan itu disebutkan bahwa diplomat AS percaya bahwa Badan Intelijen Negara (BIN) menyiapkan banyak skenario untuk membuhun Munir.

Disebutkan, diplomat AS di Jakarta mendapatkan penjelasan dari sejumlah pejabat tinggi Polri. Antara lain BIN memiliki berbagai skenario pembunuhan, termasuk menggunakan penembak jitu, peledakan mobil, bahkan ilmu hitam.

Usman Hamid membenarkan bahwa tokoh-tokoh yang disebut dalam dokumen WikiLeaks tersebut adalah sama dengan temuan TPF ketika itu. TPF pernah menyebutkan nama pejabat BIN yakni Muchdi PR. "Sama, tidak ada yang berubah," katanya.

Walau TPF sudah dibubarkan, namun dari pihak keluarga maupun Kontras, menginginkan agar kasus ini segera dibuka lagi. "Sekarang kami mendorong untuk membuka kasus ini," katanya.

Hingga kini, walau Jaksa Agung sudah berganti, namun tidak ada kejelasan Peninjauan Kembali (PK) terhadap vonis bebas tersebut.