Kontras: Usut Tuntas Penganiaya Wartawan

Jakarta, 31 Desember 2010 13:56
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) meminta agar kasus penganiayaan yang menimpa sejumlah wartawan di Palu, Sulawesi Tengah, untuk diusut secara tuntas oleh pihak aparat yang berwenang.

"Kontras juga meminta pihak Polda Sulawesi Tengah untuk melibatkan Kompolnas, Komnas HAM, serta Dewan Pers dalam menyelidiki kasus ini," kata Wakil Koordinator Badan Pekerja Kontras, Indria Fernida, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (31/12).

Menurutnya, penyelidikan yang serius akan membuka jalan penghentian praktek kekerasan terhadap para wartawan, khususnya di yang terjadi di berbagai daerah.

Kontras juga telah menuliskan surat terbuka kepada Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah, Kombes Pol Dewa Parsana, untuk serius dalam menyelidiki kasus tersebut.

Kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu pada Kamis (30/12) pukul 10.30 WITA diserang oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Forum Pemuda Kaili (FPK).

Kelompok penyerang yang berjumlah sekitar 20 orang itu menyerang lima orang wartawan anggota AJI yang sedang melaksanakan tugas jurnalistik di kantor tersebut.

Mereka yang menjadi korban, antara lain M. Ridwan Lapasere (Ketua AJI Kota Palu yang juga koresponden Global TV) yang dipukul dibagian leher sebelah kiri, dan Muhammad Sharfin (koresponden TV One) yang mengalami luka di pelipis bagian bawah.

Selain itu, korban penganiayaan lainnya adalah Jafar G. Bua (wartawan Trans TV) yang dipukuli di bagian dada, Subarkah (wartawan Bisnis Indonesia) yang dipukul di punggung, serta Riski Maruto (wartawan LKBN ANTARA) yang dipukul dan ditendang di bagian badan.

Para penyerang yang datang dengan motor dan mobil bak terbuka itu juga merusak peralatan kantor AJI Kota Palu.

Penyerangan tersebut terkait laman www.beritapalu.com milik AJI Kota Palu yang memberitakan perusakan Gedung KNPI Sulteng oleh Front Pemuda Kaili pada saat pemilihan Ketua KNPI setempat pada Selasa (28/12).

Erwin SL yang juga Ketua Front Pemuda Kaili saat itu gagal menjadi Ketua KNPI Sulteng sehingga mengakibatkan pendukungnya marah.

M. Ridwan Lapasere menuturkan, kejadian itu bermula saat belasan pemuda FPK bertanya tentang siapa penulis berita di www.beritapalu.com yang dinilai menyudutkan organisasi pemuda yang dipimpin Erwin SL itu.

"Begitu saya akan membicarakan tentang isi berita, seseorang tiba-tiba membanting rol kabel sehingga memicu amarah pemuda lainnya," kata Ridwan.

Dalam catatan AJI Kota Palu dan KontraS, kekerasan terhadap wartawan merupakan peristiwa keempat sepanjang tahun 2010 di wilayah Sulawesi Tengah.

Untuk itu, Polda Sulawesi Tengah didesak untuk segera melakukan penyelidikan dan harus mengungkap motif penyerangan dan menghukum pelaku penyerangan, baik pelaku lapangan maupun aktor penggerak peristiwa penyerangan dan penganiayaan terhadap para wartawan.

Sementara itu, Ketua Front Pemuda Kaili (FPK), Erwin Lamporo, meminta maaf ke Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) Palu atas aksi kekerasan yang dilakukan anggotanya terhadap empat wartawan di Kantor AJI Palu.

"Saya datang ke Kantor AJI ini dengan niat yang tulus meminta maaf jika anggota saya sudah melakukan kesalahan. Sama sekali itu tidak ada perintah dari kami. Itu mereka lakukan secara spontan," kata Erwin Lamporo saat berdialog dengan jajaran pengurus AJI Palu, Kamis (30/12) malam di Kantor AJI, Jalan Rajawali, Kota Palu.

Erwin menyampaikan permohonan maaf tersebut secara kelembagaan dan pribadi atas aksi kekerasan yang dilakukan anggotanya. Dia juga mengatakan, bertanggung jawab atas aksi yang dilakukan anggotanya.

Sementara itu, seseorang yang diduga pelaku pengeroyok wartawan dan penyerangan kantor AJI Kota Palu, menyerahkan diri kepada polisi.

"Saya baru terima laporan bahwa seorang di antara mereka yang melakukan penyerangan dan pengeroyokan wartawan sudah menyerahkan diri ke polisi," kata Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Kombes Pol Dewa Made Parsana di hadapan pengunjuk rasa yang tergabung dalam "Koalisi Anti Kekerasan", di Palu, Jumat.

Koalisi Anti Kekerasan sendiri merupakan gabungan dari sejumlah elemen wartawan (AJI, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Pewarta Foto Indonesia), mahasiswa, dan Lembaga swadaya masyarakat di Sulteng. [TMA, Ant]