ICW: Hukum Kita Tajam ke Bawah Tapi Tumpul ke Atas

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menyatakan hukum di Indonesia membuktikan masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas dilihat dari kasus mafia pajak Gayus Tambunan.

"Hukum kita masih tajam kebawah dan tumpul ke atas," kata Donal di Kantor Kontras, Jakarta, Minggu (9/1/2011).

Faris mengatakan fakta tersebut terlihat dari Pledoi yang dibacakan Gayus di muka persidangan yang berjudul ‘Indonesia Bersih, Polisi dan Jaksa Risih, Saya Tersisih’. "Pledoi terakhir terlihat dia masih dikorbankan seorang diri dalam kasus PT SAT (Surya Alam Tunggal)," imbuhnya.

Donal mengutip tulisan Gayus di pledoi tersebut yang mengatakan saya bersedia dihukum atas kasus yang saya lakukan bukan pada kasus PT SAT yang tidak ada masalah apa-apa. "Pledoi tersebut jelas menjadi tamparan kepada penegak hukum," katanya.

Donal melihat hukum hanya menyentuh bagian dasar seperti pada kasus Gayus yang menjadi terdakwa adalah Humala Napitupulu dan penyidik Polri Kompol Arafat Enani. Menurutnya Gayus dikorbankan menjadi terdakwa karena tidak ada backup. Sementara atasan Gayus di Ditjen Pajak, Bambang Heru Ismiarso tidak pernah terjerat hukum.

Kasus lainnya yang terkait dengan Gayus yakni pemalsuan rencana tuntutan di Pengadilan Negeri Tangerang yang membawa Jaksa Penuntut Umum Cirus Sinaga dan Fadil Reagan dilaporkan kepada pihak kepolisian. "Itu juga tidak jelas penyelesaiannya," imbuhnya.

Sementara itu, anggota Imparsial, Ardi mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya ikut campur tangan dalam penanganan kasus Gayus. "Belum terlambat apabila KPK campur tangan karena kepolisian mempunyai persoalan mental yang bobrok," tukasnya.