"Kami mengutuk keras kekerasan terhadap petani di Kebumen. Harus diusut kejahatan yang menimpa petani itu. Ini bukan pertamakali terjadi," kata salah seorang pendemo dari Serikat Petani Indonesia, Agus Ruli di sela-sela aksi di Bundaran HI, Minggu (17/4/2011).
Dalam catatan pendemo, dalam 4 tahun terakhir sedikitnya 23 petani tewas dalam 183 kasus bentrok bersenjata. Insiden tersebut menyeret 668 petani dikriminalkan dan 82.726 kepala keluarga tergusur.
Para petani pun meminta reformasi di bidang agraria untuk menghentikan kekerasan petani tersebut.
"Untuk menghentikan kekerasan petani perlu segera membentuk komisi ad hoc penyelesaian konflik agraria dan pelaksana reforma agraria, juga perlu melindungi hak petani atas akses sumber-sumber agraria, benih, pupuk, teknologi, modal dan harga produksi pertanian," tandas Agus
Ruli.
Dalam aksinya, selain memajang teatrikal tersebut, pendemo juga mengusung berbagai poster tuntutan. Mereka meminta pemerintah menindaktegas pelaku kerusuhan di Kebumen kemarin.
"Usut tuntas kekerasan terhadap petani di Kebumen. Nasib petani, mau bertani digusur, mau cocok tanam ditembak," kata pendemo daam posternya.