Mahasiswa ‘Kuliah’ HAM Gratis di Kontras

Jakarta – Sedikitnya 31 mahasiwa dari berbagai universitas akan mengenyam pendidikan HAM. Mahasiswa ditempa ilmu seputar HAM tanpa dipungut biaya.

Mahasiswa akan menimba ilmu di Sekolah Hak Azasi Manusia untuk Mahasiswa (SeHAMA) yang didirikan di kantor Kontras, Jalan Borobudur, Jakarta Selatan, Senin (4/7/2011).

Koordinator Kontras Haris Azhar menjelaskan sekolah tersebut dibentuk untuk kaderisasi dan membangun jaringan HAM yang lebih besar di Indonesia.

Kegiatan di SeHAMA meliputi bertemu dengan public figur, kunjungan ke lembaga negara seperti Komnas HAM dan Mabes Polri, serta praktik-praktik ke lapangan.

Mahasiswa dari universitas di seluruh Indonesia hanya menuntut ilmu selama 3 minggu. Mahasiswa harus memenuhi syarat-syarat antara lain, berdasarkan background aktivitas pada soal kemanusiaan, dan organisasi. Akademik minimal telah mengambil 100 SKS. Rekomendator bisa dari organisasi di kampus dan kesetaraan gender.

Materi yang diberikan soal advokasi HAM di sektor keamanan misalnya BIN, tentara dan polisi. Isu-isu HAM misalnya pluralisme, hukum HAM dan cara penulisan laporan.

"Kita ambil mahasiswa dari tingkat akhir karena kita mengasumsikan bahwa yang telah mencapai 100 SKS bisa mengikuti diskusi karena materi yang dipakai menggunakan metode ilmiah. Jadi ketika materi tersebut disampaikan bisa sampai," papar Haris.

Mahasiswa bakal magang di kantor-kantor HAM di seluruh Indonesia. "Kalau nggak magang, mereka bisa kembali ke organisasi awalnya. Bisa bekerja sendiri, nggak harus kerja sama Kontras," kata Haris.

Kontras menggandeng 3 negara yakni Swiss, Kanada dan Prancis. "Karena 3 negara tersebut punya concern yang kuat terhadap pengembangan HAM di Indonesia. Mereka memberikan support berupa fasilitas, pemberian materi soal diplomasi dan HAM," kata dia.

(aan/vit)