Balas Surat Nazaruddin, Presiden SBY Dinilai Pilih Kasih

JAKARTA–MICOM: Presiden SBY secara mengejutkan mengirim surat balasan resmi yang ditujukan kepada M Nazaruddin, tersangka kasus korupsi wisma Atlet yang juga politisi Partai Demokrat, Minggu (21/8).

Respons SBY terhadap surat Nazaruddin sungguh berbanding terbalik dengan upaya yang dilakukan korban pelanggaran HAM untuk berkomunikasi dengan presiden.

"Sejak 2007, korban pelanggaran HAM telah melakukan 222 kali aksi Kamisan di depan Istana Negara dan mengirimkan 192 surat kepada Presiden untuk meminta Presiden menyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu secara adil," kata Deputi Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Indria Fernida A, di Jakarta, Senin (22/8).

Ia menambahkan, pada 15 Agustus 2011, sebanyak 1.279 surat tambahan dikirimkan korban-korban pelanggaran HAM berat kepada presiden sebagai bentuk putus asa dan harapan atas terselesaikannya kasus-kasus pelanggaran HAM, khususnya di masa lalu. Surat-surat tersebut juga berasal dari Aceh sampai Papua.

"Namun, jangankan untuk membalas surat-surat tersebut, untuk menerima dan membaca surat-surat saja Presiden sama sekali tidak mau," kata Indria.

Hingga saat ini, tidak ada respons presiden terhadap suara yang disampaikan korban pelanggaran HAM. Juga tak ada langkah konkret yang dilakukan untuk menyikapi ketidakjelasan situasi.

"Cuplikan isi surat Presiden SBY kepada Nazaruddin di atas menunjukkan bahwa Presiden telah tebang pilih dalam melihat berbagai persoalan hukum dan penegakan HAM di Indonesia," kata Indria.

Surat Presiden SBY kepada Nazaruddin, lanjutnya, menegaskan Presiden SBY yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tidak bersikap objektif dan sarat akan kepentingan dalam melihat kasus korupsi Nazaruddin yang juga menyeret nama partainya. (*/OL-10)