Pesan Damai untuk Maluku

Pesan Damai untuk Maluku

Kami menyayangkan terjadinya peristiwa bentrokan di Maluku, 11 September lalu. Peristiwa ini dipicu pada meninggalnya tukang ojek di Gunung Nona yang tidak jelas proses hukumnya. Masyarakat yang tidak puas melakukan aksi hingga meluas ke beberapa tempat di Trikora, Pohon Puleh dan Waringin.Peristiwa ini tentu tak lepas dari lemahnya fungsi intelejen kepolisian untuk mengantisipasi terjadinya konflik serta kelalaian untuk menyelesaikan persoalan masyarakat. Selain itu, informasi yang beredar dengan cepat menjadi ruang provokasi yang meresahkan masyarakat

Meski demikian, kami mendapatkan informasi bahwa pagi ini situasi telah terkendali. Hal ini tentu tak lepas dari upaya masif yang dilakukan oleh masyarakat akar rumput yang menyadari pentingnya membangun kebersamaan dan persaudaraan sehingga tidak terprovokasi oleh pemicu peristiwa.

Kami memberi dukungan serta aspirasi dari masyarakat sipil dan upaya-upaya lintas agama untuk meredam konflik tidak meluas. Hal ini sangat penting bagi upaya menciptakan kondisi Ambon yang tetap tenang dan memberikan rasa aman kepada semuanya dalam hal ini kami memberikan apresiasi kepada masyarakat Ambon yang dengan dewasa mampu mencari solusi yang terbaik dengan tetap menyelesaikan permasalahan itu dengan dialog.

Kami berharap peristiwa konflik sosial yang terjadi di Maluku pada 1999 lalu tidak terulang dan menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

Kami menghimbau semua pihak untuk dapat menahan diri untuk tidak terprovokasi isu-isu yang belum tentu jelas kebenarannya. Kami mendukung dikuatkannya nilai Pela Gandong sebagai nilai kebersamaan rakyat Maluku tanpa membedakan agama. Nilai-nilai ini yang semestinya menjadi perekat kebersamaan rakyat Maluku.

Kami meminta aparat keamanan khususnya kepolisian untuk bersikap netral dan tidak memihak. Aparat keamanan harus bertindak profesional dan transparan dalam menjaga keamanan termasuk mengefektifkan peran intelejen untuk mendorong proses penegakan hukum.

Kami juga meminta Pemerintah Daerah untuk mengefektifkan perannya untuk menginstruksikan semua institusinya untuk menyelesaikan akar persoalan dan mendorong upaya-upaya rekonsiliasi yang transparan.

Kami juga meminta media untuk mendukung terwujudnya jurnalisme damai yang mendorong proses perdamaian dan persaudaraan.

Kami percaya, upaya bersama mendorong kebersamaan dan perdamaian tanpa kekerasan adalah impian semua pihak untuk Maluku yang Damai. Katong Samua Bersaudara!

Jakarta, 12 September 2011

ANBTI, Setara Institute, PGI, KWI, JIRA, GMKI, KontraS, ITP, YLBHI, Kampak Papua, Lembaga antar Iman di Maluku, AJI, Mollucas Democratization Watch