Pesan Sondang untuk Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Pesan Sondang untuk Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Aksi bakar diri yang dilakukan oleh Almarhum Sondang Hutagalung (7/12/11) masih mengundang tanda tanya besar bagi publik, khususnya pesan yang hendak disampaikan oleh almarhum. Meski kepergian Almarhum Sondang sudah satu bulan lebih, perhatian publik dan media tidak hilang begitu saja, mengingat masih banyaknya pertanyaan yang dialamatkan kepada keluarga dan para sahabatnya. Sejauh ini, sosok Almarhum yang dikenal sebagai aktivis Hak Asasi Manusia yang dekat dengan kalangan korban dan selalu berada pada garis terdepan setiap aksi demonstrasi, diyakini turut melatar belakangi motifasi Alamarhum melakukan aksi bakar diri. Namun demikian, apa sesungguhnya pesan yang hendak disampaikan Almarhum kepada kita ?

Sebagai bagian dari keluarga besar KontraS, kami meyakini bahwa Sondang paham betul gerakan non-kekerasan yang selama ini diusung oleh KontraS, termasuk HAMmurabi yang dia pimpin selama 3 bulan terakhir. Maka, jelas kami tidak akan pernah menganjurkan dia untuk membakar dirinya. Andai kata kami tahu, tentu akan kami cegah niat ini, karena bangsa ini masih memerlukan anakâ€anak muda pemberani seperti Sondang. Anak muda yang cerdas banyak, tapi anak muda yang pemberani dan rela berkorban seperti Sondang, nyaris tidak ada, di tengah maraknya PNS muda yang gemar korupsi belakangan ini.

Namun, kami juga tidak bisa tinggal diam, ketika sahabat kami telah merelakan dirinya terbakar demi sebuah perubahan yang kita idamkan bersama. Negara tidak boleh memandang remeh aksi bakar diri ini, apalagi menilai dengan pandangan negatif. Harus ada koreksi yang sangat serius dari presiden SBY karena pesan kekecewaan yang dibawa oleh Sondang dalam aksinya tidak lain dan tidak bukan dialamatkan pada pemerintah.

Namun, belakangan secara tidak sengaja, kekasih Almarhum menemukan tulisan †tulisan yang dibuat Almarhum di sebuah buku dan tercatat ditulis beberapa hari sebelum Almarhum melakukan aksi bakar diri. Tulisan di buku tersebut ditemukan secara tidak sengaja, ketika kekasih Almarhum sedang membuka †buka bukunya, hingga akhirnya menemukan tulisan tersebut. Sekarang, tulisan yang tidak lain adalah pesan Almarhum Sondang tersebut telah diserahkan kepada orang tua Almarhum untuk selanjutnya dapat disampaikan ke publik dan media agar semua memahami, kenapa Almarhum mengambil jalan ini.

Surat tersebut terdiri dari dua lembar, lembar pertama ditujukan kepada keluarga, pada intinya Almarhum mengucapkan terikamasih atas kehidupan, nafkah dan kebaikan yang diberikan oleh orang tuanya dan kakak †kakaknya. Tidak lupa, almarhum juga meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah dia perbuat. Surat kedua, dia tujukan kepada pemerintah yang berisi kekecewaan atas ketidak pedulian pemerintah membela rakyat kecil dan korban pelanggaran HAM yang sampai saat ini kasus nya tidak kunjung selesai. Secara khusus almarhum mengutuk penguasa jahat dan para penjahat HAM yang selama ini membuat keterpurukan bangsa ini.

Kami memandang, pesan Almarhum penting untuk di buka dan disampaikan ke publik secara luas, mengingat isi dari pesan tersebut mengharapkan adanya perubahan dan penegakan Hak Asasi Manusia yang lebih baik setelah kematian Alamarhum. Selanjutnya, kita sebagai sahabat dan sesama yang peduli terhadap isu HAM, memiliki kewajiban moral untuk melanjutkan perjuangan Almarhum yang selama ini konsisten dengan perjuangan Hak Asasi Manusia bersama para korban pelanggaran HAM baik yang terjadi sepanjang pemerintahan orde baru maupun yang terjadi setelah reformasi 1998.

Kini Sondang, sang pejuang HAM, martir perubahan, sarjana kehormatan dan beragam nama yang diberikan oleh sahabat dan orang-orang yang terwakili aspirasinya oleh Sondang, telah kehilangan dia untuk selamanya. Hari HAM, 10 Desember 2011, pukul 17. 50 WIB, rupanya menjadi hari terakhir dia untuk kembali kepangkuan Tuhan. Bumi pertiwi kembali menangis, rakyat dari berbagai latar belakang berkabung, melepas kepergian sang pemberani.

Paling tidak, bagi kita yang ditinggalkan, janganlah kita lupakan begitu saja pengorbanan seorang Sondang. Sementara untuk pemerintah, jangan remehkan apa yang dilakukan Sondang, karena mereka yang khawatir, mereka yang ketakutan dan mereka yang memandang negatif aksi bakar diri ini tidak lain dan tidak bukan adalah para pelanggar HAM, koruptor dan sahabat penjahat HAM. Lalu, masih ragukah kita dengan pengorbanan Sondang Hutagalung?

Jakarta, 19 Januari 2011
HAMmurabi, Sahabat Munir, KontraS, LBH Jakarta, Setara Institute,
KAMPAK Papua, Keluarga Alm TM Gurning, HRWG, KASUM

Lampiran: surat sondang (unduh)