Kontras Desak Pemerintah Kirim Misi ke Suriah

TEMPO.CO, Jakarta – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendesak pemerintah mengirim misi khusus ke Suriah, terutama dalam misi gabungan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Liga Arab.

“Mengingat banyaknya korban warga sipil, kami mengutuk kekerasan terhadap warga sipil di Suriah,” kata Koordinator Kontras Haris Azhar dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu, 22 Februari 2012.

Seperti diberitakan, serangkaian kekerasan yang terjadi di Suriah sejak 26 Januari 2011 terhadap masyarakat sipil semakin memburuk. Menurut catatan Kontras, kerusuhan yang dipicu keinginan sekelompok masyarakat yang menuntut pengunduran diri Presiden Suriah Bashar al-Assad ini telah menewaskan 137 orang.

Aksi para pemberontak ini mulai mendapat perlawanan dari pemerintah sejak 15 Maret 2011 yang juga dalam bentuk kekerasan. Bahkan, menurut Haris, Presiden Bashar semakin meningkatkan serangan brutalnya hingga hari ini terhadap masyarakat sipil, partai-partai oposisi, termasuk para aktivis.

Selain dalam bentuk misi khusus, Kontras juga mendesak pemerintah untuk melakukan tindakan nyata dalam upaya diplomatik di setiap forum multilateral, seperti PBB, Dewan Hak Asasi Manusia, dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Menurut Haris, misi khusus ke Suriah ini sangat mendesak karena misi yang direncanakan Liga Arab pada akhir Januari lalu gagal. Hal ini semakin diperburuk dengan gagalnya resolusi yang dikeluarkan PBB untuk menekan kekerasan di Suriah. “Pada perkembangannya, Liga Arab dan PBB diinformasikan akan saling bergabung untuk melakukan misi khusus PBB ke Suriah,” kata Haris.

Rencana ini sesuai dengan desakan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Suriah yang disampaikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa setelah gagalnya pengesahan rancangan resolusi PBB ke Suriah. Menteri Marty meminta pemerintah Suriah segera memecahkan masalah yang terjadi di dalam negeri melalui proses politik untuk menghindari korban sipil.