Kontras Sayangkan Polisi Geledah YLBHI

VIVAnews – Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyayangkan tindakan aparat polisi yang sampai masuk ke Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) tanpa surat penggeledahan. Ini terjadi menyusul kerusuhan di tengah unjuk rasa mahasiswa menentang naiknya harga BBM di lokasi yang berdekatan dengan kantor YLBHI di Salemba pada Kamis malam.

Koordinator Kontras, Haris Azhar, meminta Kapolri menangani aksi agar tidak represif. "Catatan kami ada suasana amarah ketika datang. Sampai di sana kami khawatir, karena amarah merendahkan profesionalisme mereka," kata dia di Jakarta, Jumat dinihari, 30 Maret 2012

Dia mengatakan, dalam penggeledehan itu, polisi menangkap 48 mahasiswa. "Kami sulit mendampingi," katanya.

Haris meminta kepolisisan untuk lebih hati-hati karena sebetulnya ricuh justru terjadi di Jalan Diponegoro, depan RS Cipto Mangunkusumo dan Universitas Kristen Indonesia (UKI). "Penggeledehan ini sampai melanggar prinsip-prinsip pidana," katanya.

Bila tidak memungkinkan, Haris menyarankan, pemerintah sebaiknya membatalkan kenaikan harga BBM.

Ketua Dewan Pengurus Kontras Usman Hamid yakin bahwa YLBHI tak pernah menganjurkan kekerasan, termasuk dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Demonstrasi anti kenaikan harga bahan bakar di Salemba berakhir ricuh. Petugas polisi membubarkan aksi dengan memukul mundur mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Universitas Persada Indonesia (UPI) YAI. Massa kemudian mundur ke kantor YLBHI. Kemudian polisi menggeledah kantor itu. (ren)