PENEMBAKAN PAPUA: 3 Orang Jadi Korban, Diduga Penembak Profesional

JAKARTA: Pemantauan tiga organisasi pemantau hak asasi manusia (HAM) menyatakan sedikitnya tiga orang tertembak di Jayapura, Papua pada 5 Juni 2012 malam hari dan kini tengah dirawat. Pelaku tindakan kekerasan itu diduga adalah dari kalangan profesional.

Hal itu disampaikan dalam pernyataan bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Forum Kerjasama (Foker) LSM di Papua, dan National Papuan Solidarity (Napas).

Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan pihaknya menerima informasi terakhir bahwa terjadi penembakan yang menyebabkan tiga orang warga Papua terluka dan saat ini dirawat di RS Dok 2 Jayapura. Dua korban bernama Iqbal Rival dan Hardi Javanto.

"Hingga saat ini, belum ada kejelasan informasi proses hukum terhadap peristiwa-peristiwa kekerasan ini," ujar Haris di Jakarta, Rabu 6 Juni 2012. "Tampak pola yang tergambar dengan target acak, pelaku yang profesional serta memahami situasi aparat keamanan tak berdaya."

Pemantauan organisasi tersebut memaparkan sepanjang Mei-Juni 2012, tindakan kekerasan meningkat tajam di Papua. Sebanyak delapan orang meninggal dunia dan 15 orang terluka akibat berbagai peristiwa yang terjadi secara acak.

Haris memaparkan para korban adalah mahasiswa, pelajar dan warga negara asing serta masyarakat Papua. Dia mengungkapkan kekerasan dilakukan dengan menembak dengan senjata api serta pelakunya tak dikenali.

"Pemerintah harus segera melakukan evaluasi terhadap manajemen keamanan yang justru memperburuk situasi keamanan di Papua," kata Haris. "Di sisi lain, Presiden harus mengevaluasi kepemimpinan Kapolri karena kepolisian setempat telah abai melindungi masyarakat."

Tiga organisasi itu mendesak Polri bekerja secara professional untuk melindungi masyarakat, segera mengidentifikasi pelaku kekerasan serta menjalankan proses hukum.

Haris memaparkan situasi itu dikhawatirkan menjadi alat legitimasi pemerintah untuk memperbanyak jumlah pasukan di Papua dengan anggaran yang besar.

Mereka berpendapat situasi ini tentu kontradiktif dengan inisiatif pemerintah dan masyarakat di Papua untuk mendorong dialog damai. Menurut Haris, pemerintah semestinya menyegerakan upaya-upaya konstruktif dan terukur untuk mewujudkan proses damai ini.

Berikut adalah pantauan Kontras pada 3 Juni-5 Juni 2012 terkait dengan kondisi Papua. Pada 3 Juni 2012, sekitar pukul 17.30 WIT, Ajudh Jimi Purba seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jayapura tewas dikeroyok oleh sekelompok orang tidak dikenal di Yabansari, Distrik Heram, Papua.
Menurut Dirreskrimum Polda Papua, Kombes Pol Wachyono pelaku pengeroyokan diperkirakan dari massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Selanjutnya pada 4 Juni 2012, satu orang massa KNPB tewas, satu orang luka tembak, satu orang korban penganiayaan dan 43 orang ditahan oleh anggota Polda Papua saat membubar paksa aksi mereka.

Pada hari yang sama, Golberth Febrian Madika seorang pelajar SMU tewas ditembak oleh orang tidak dikenal saat melintasi turunan Skyline, Kotaraja, Abebura, menuju ke rumahnya Komplek BTN Skyline Indah, Kotaraja.(api)