Gambaran Tragedi 1965 dalam Pameran Sketsa

KBR68H, Jakarta – Tragedi 1965, yang menandai peralihan zaman dari Orla ke Orba, bagi sebagian orang meninggalkan luka batin yang sulit dilupakan. Itulah yang tergambar dalam pameran sketsa 1965, karya Adrianus Gumelar Demokrasno, yang diadakan di sekretariat Kontras, Jalan Borobudur, Jakpus, mulai 28 Juni sampai 5 Juli 2012.

Ada sekitar 20 sketsa yang menggambarkan perjalanan batin Gumelar, saat berstatus sebagai tapol dulu, mulai ditangkap di Yogya, hingga dibuang ke Pulau Nusakambangan dan Pulau Buru.

Salah satu sketsa di bawah judul Bumi Tarung bisa sedikit menjelaskan siapa Gumelar di masa lalu. Benar, saat masih berstatus sebagai mahasiswa ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Yogyakarta, Gumelar bergabung dalam Sanggar Bumi Tarung, bersama Amrus Natalsya dan Joko Pekik. Usai peristiwa G30S, anggota Sanggar Bumi Tarung banyak yang ditangkap, karena dianggap dekat dengan Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Lekra sendiri adalah organisasi kebudayaan (kesenian) di bawah naungan PKI.

Koordinator Kontras Haris Azhar menyebut, pameran ini sebagai upaya melawan lupa lewat gambar. Guratan sketsa ini memberikan kita pelajaran penting bagi proses berbangsa saat ini.

Entah kapan negara berani mengakui kesalahannya, atas praktik kekerasan terhadap warganya di masa lalu, atau biarlah masa depan yang akan menghakiminya, tandas Haris.