Kontras: Pemerintah harus hentikan penggunaan senjata

Sindonews.com – Pemerintah harus segera menghentikan penggunaan kekuatan senjata, dan cara kriminalisasi dalam menghadapi masyarakat dalam berbagai konflik Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia.

Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengatakan, selain tewasnya Angga bin Darmawan (12) yang terkena luka tembak di kepala, konflik lahan di Desa Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, juga mengakibatkan empat orang kritis karena luka tembak.

"Ada empat orang terkena luka tembak dengan kondisi kritis, yakni Jessica (16), dan Dud binti Juning (30) yang dibawa RS Bhayangkara Palembang. Kemudian, Rusman bin alimin, dan satu korban lain yang belum diketahui identitasnya," katanya di Jakarta, Sabtu (28/7/2012).

Dia mengungkapkan, insiden kekerasan yang menewaskan seorang anak ini adalah buntut dari sengketa lahan antara warga 22 Desa sekitar PTPN VII Cinta Manis, terkait dengan pengambilalihan lahan usaha masyarakat sekitar.

"Kami menyayangkan peristiwa ini terjadi hanya dua hari setelah Presiden SBY menyatakan akan membentuk tim penyelesaian sengketa agraria. Hal ini menunjukkan jika pernyataan Presiden SBY diabaikan oleh Polisi yang berhadapan dengan masyarakat di Ogan Ilir," ujarnya.

Menurutnya, penyelesaian masalah tersebut tidak bisa hanya dengan menyerahkannya kepada aparat kepolisian. "Kami minta pemerintah segera menghentikan penggunaan kekuatan senjata dan cara kriminalisasi dalam menghadapi masyarakat di sengketa SDA. Kami juga minta Komnas HAM, dan Ombudsman segera melakukan investigasi atas tindak kekerasan di Ogan Ilir," tukasnya.