Kontras Geram Priyo Tutup Kasus Petrus

INILAH.COM, Jakarta – Aktivis hak asasi manusia (HAM) geram terhadap Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso yang menyebut temuan Komnas HAM terkait penembakan misterius (petrus) tak perlu diungkapkan lagi ke publik.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar, misalnya. Dalam rilisnya, Minggu (29/7/2012), menilai ucapan Priyo tidak pantas.

"Priyo bicara seperti itu karena dia dari Golkar, partai yang selama orde baru berkontribusi dalam banyak pelanggaran HAM. Dia mewakili kepentingan Golkar untuk diselamatkan dari penghukumannya atas kesalahan dimasa lalu," tegas Haris.

Dia juga menilai Priyo tidak mengerti UU 26 Tahun 2000 yang di dalamnya terdapat kewajiban hukum untuk menuntaskan seluruh pelanggaran HAM masa lalu.

"Usul saya, Priyo bertemu saja dengan keluarga korban yang anaknya dihilangkan, dibunuh dan disiksa dimasa lalu. Priyo patut dijadikan sebagai tokoh ancaman kemanusiaan di Indonesia. Dia mewarisi karakter orba," tuturnya.

Pada kesempatan ini, Haris menjelaskan bahwa membuka sejarah lama sangatlah penting.
"Untuk membangun garis batas, apa yang salah dan apa yang tidak, siapa yang salah siapa yang tidak salah dimasa lalu. Dengan demikian, kita tahu siapa yang bisa diajak membangun negeri dan apa yang tidak boleh diulangi, seperti kekerasan," ujar Haris.

Komnas HAM menemukan cukup bukti dugaan kejahatan manusia dalam penembakan misterius (petrus) pada 1982-1985. Pelaku kejahatan tersebut diduga aparat. [yeh]