Kontras Minta Dibentuk Tim Independen Kasus Sampang

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Jawa Timur meminta pemerintah membentuk tim independen dari unsur pemerintah dan masyarakat seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Komisi Nasional Perempuan.

Koordinator Kontras Jawa Timur, Andi Irfan, menilai tim khusus ini perlu untuk mengungkap data dan fakta peristiwa yang sebenarnya terjadi dalam penyerangan Syiah Sampang Ahad lalu. "Semua belum jelas, masih simpang siur, korbannya berapa, siapa pelakunya dan kenapa diserang," katanya Selasa malam, 28/08/2012.

Dengan adanya tim independen diharapkan fakta sebenarnya terungkap, tim bisa dengan leluasa meninjau lokasi konflik. Fakta yang jelas, kata dia, bisa menghasilkan solusi yang baik dan tidak parsial. "Solusinya bisa diterima dan nyaman buat kedua belah pihak," ujarnya.

Andi menilai keputusan yang parsial hanya akan membuat konflik di Nangkernang seperti api dalam sekam yang bisa membakar sewaktu-waktu. Dia juga mengingatkan agar pemerintah selalu menyertakan para korban dalam pengambilan kebijakan. "Sampai terjadi serangan dua kali, bukti bahwa solusi yang dibuat pemerintah gagal," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah, Komisaris Besar Polisi Hilman Thayib mengatakan penyidik kepolisian telah menetapkan Rois Al Hukuma, adik pemimpin Syiah Sampang, ustadz Tajul Muluk sebagai tersangka. "Penahanan dilakukan di Polres Sampang dan kami menjeratnya dengan pasal berlapis," kata Hilman.

Ia mengatakan tersangka akan dijerat dengan tindakan pembunuhan, penganiayaan berat, tindakan pengeroyokan dan perusakan, serta turut membantu kejahatan pasal 55 dan 56 KUHP. Menurut Hilman, jumlah tersangka kemungkinan masih akan bertambah.