“September Hitam” Gerakan Melawan Ketidakpedulian

September adalah bulan berkabung bagi bangsa dan negara Indonesia. Pada bulan ini, banyak peristiwa kemanusiaan yang terjadi dihampir waktu yang berdekatan. Di mulai tanggal 7 September terjadi pembunuhan konspiratif terhadap aktivis HAM Munir yang diracun secara keji, 12 September peristiwa TJ.Priok 1984, 23 September peristiwa Semanggi II dan 30 September peristiwa kejahatan kemanusiaan terbesar yang menelan banyak korban jiwa dan harta dihampir semua daerah di Indonesia.

Empat tragedi pelanggaran HAM di bulan September adalah bagian yang tidak bisa dihapuskan dari sejarah Indonesia. Dibandingkan dengan rezim Orde Baru, sekarang warga negara lebih berani mengekspresikan tuntutan terkait kasus-kasus pelanggaran HAM. Karya kawan-kawan Serrum Jakarta art community salah satu bentuk ekspresi tuntutan pemenuhan HAM. Tata letak yang bertumpuk-tumpuk poster, foto, surat dan dokumen-dokumen tebal yang sudah kusam kertasnya bertujuan mengajak pengunjung turut merasakan kerumitan kasus-kasus pelanggaran HAM ini.

Ratusan nama yang terpampang di dinding depan Kantor Kontras pun menambah kerumitan memahami ujung-pangkal empat tragedi HAM di bulan September seperti dituliskan Kompas.com

"September Hitam" merupakan satu gerakan di bulan September, dimulai tgl 12-30 September 2012, yang mana ruang galeri kontras dibalut kain hitam sebagai simbol kedukaan dan peringatan bahwa kami tidak lupa "dan Melawan Ketidakpedulian" selain itu juga dituliskan nama-nama korban kejahatan HAM masa lalu di atas batu-batu hitam yang tersusun di dinding KontraS. Ruang Galeri "September Hitam" ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat mulai pukul 10.00-21.00, terdapat berbagai macam karya seperti: Lukisan,grafis,foto,Short Movie,dll yang coba memvisualisasikan peristiwa kelam dbulan September, bekerjasama dengan SERRUM Jakarta Art Community , sebuah komunitas anak muda kreatif dibidang seni. Hal ini dimaksudkan agar para pengunjung pameran kembali mengingat apa yang telah terjadi di bulan september dan melawan ketidakpedulian terhadap apa-apa yang terjadi selama ini.

Respon dan partisipasi masyarakat sangat beragam menyikapi gerakan September Hitam ini. Mulai dari pemasangan wajah Munir yang dijadikan avatar pada akun twitter, penggunaan #SeptemberHitam (Hashtag) pada setiap tweet dan status Facebook yang mendukung gerakan September Hitam, dan tak lupa daftar kunjungan tamu pameran September Hitam yang datang ke galeri KontraS setiap harinya. Disamping itu keterlibatan beberapa media massa baik lokal maupun nasional yang memebantu mempublikasikan pameran September Hitam Ini ke masyarkat luas seperti VHR Mesia.com, Rakyat Merdeka Online(RMOL), Suara Mahasiswa.com (Pers Mahasiswa UI), AntaraFoto.com, dan Kompas.com

12 September diadakan siaran pers untuk pembukaan gerakan "September Hitam" bertempat di halaman kantor KontraS yg dihadiri oleh teman-teman media baik cetak maupun elektronik dan para korban, diwaktu yang bersamaan teman-teman SERRUM juga melakukan action painting disebilah papan hitam besar yang bertuliskan tema "September Hitam".

12 September 2012 bertepatan dengan 28 tahun peristiwa TJ.priok, siaran pers juga dilakukan terkait peristiwa tersebut. "Sudah terlalu lama kami menunggu bahkan bertahun-tahun, mencari dan menuntut keadilan pada pemerintah atas apa yang terjadi pada kami dan keluarga kami, dimana keadilan itu berada ?" tegas Aisyah salah satu korban dalam mngutarakan pendapat dan harapannya. Selesai acara para korban bergegas melakukan napak tilas atau mengenang peristiwa ke tempat yang dahulu pernah terjadi kejahatan kemausiaan 28 tahun silam.

Indonesia merintih. Luka-luka masa lalu dibiarkan menganga dan tidak diobati. Seruan para pejuang kemanusiaan tidak didengar. Munir dan ratusan korban lainnya tewas dalam ketidakadilan seperti ditulis VHRmedia.com

Pembiaran terhadap para pelaku kejahatan HAM yang terjadi di Indonesia ini. Menutup mata dan telinga pada setiap tuntutan yang diutarakan. Segala daya dan upaya sudah dilakukan Namun, diam juga tidak menyelesaikan persoalan. Tapi penguasa harus ingat dari sini satu gerakan besar sedang tumbuh. Gerakan melawan ketidakpedulian.