Belasan orang mengaku korban kekerasan polisi datangi KPK

Belasan orang yang mengaku sebagai korban dari kekerasan polisi sore ini mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka datang dengan upaya mendukung KPK untuk memberantas polisi-polisi yang melakukan tindakan curang kepada masyarakat. Mereka datang ditemani perwakilan dari Kontras.

"Pertama, kami mendukung KPK untuk tetap mengusut kasus korupsi di Indonesia. Kedua, kami ingin memberitahukan seharusnya bapak-bapak, ibu-ibu yang ada di sini yang didahulukan penanganannya, bukan KPK," kata Kepala Advokasi Kontras, Sinung di gedung KPK, Jakarta, Minggu (7/10).

Salah satu korban kekerasan yakni bernama Yusli. Kakan Yusli, Yeni, menceritakan adiknya bernama Yusli (23) menjadi korban kekerasan oleh oknum polisi. Yeni menceritakan Yusli dituduh menjadi pelaku penadahan kendaraan bermotor. Tahun 2011, Yusli ditangkap oleh beberapa anggota polisi yang mengaku dari Polsek Cisauk di rumahnya. Saat membawa pergi Yusli, para polisi itu tidak membawa surat penangkapan.

"Mereka langsung masuk ke kamar adik saya dengan menggebrak pintu. Adik saya sedang tertidur," ujar Yeni.

Kemudian, Yusli langsung dijebloskan ke tahanan. Yeni mengatakan keluarganya meminta kejelasan adiknya itu bersalah dalam kasus apa. Lalu, belum sempat di proses hukum, Yeni dan keluarganya justru mendapat kabar bahwa dia telah tewas karena berusaha melarikan diri. "Waktu itu bilangnya adik saya berusaha melarikan diri di Puspitek Serpong dan ditembak di dada sebelah kiri," ujar Yeni.

Tidak berhenti kecurigaan sampai situ kemudian keluarganya meminta hasil visum, tapi selalu tidak dikasih dari pihak Polsek. Dirinya juga diberi uang santunan sebesar Rp 5 juta namun hanya menerima Rp 3 juta yang diketahui belakangan sisanya untuk Kepala Kelurahan daerahnya. Atas kecurigaan itu, keluarganya meminta bantuan Kontras untuk mengusut kasus ini. Diketahui, hasil visum tersebut bahwa ada luka memar di bagian kepala dan paha sebelah kiri. "Ini berarti ada penganiayaan sebelum di bunuh," ujarnya.

Atas pengalaman pahit itu, Yeni pun bersama para korban yang lain menyambangi KPK dan mendukung tindakan kriminalisasi yang dilakukan Polisi