Kapolri dapat pukulan telak dari SBY

Sindonws.com – Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mendapatkan pukulan telat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pasalnya, Timur tidak mengetahui terkait pengepungan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat 5 Oktober5 2012 lalu.

"Kapolri sudah mendapatkan pukulan telak (dari Presiden SBY)," kata Kuasa Hukum KOmisaris Polisi (Kompol) Novel Baswedan, Haris Azhar kepada Sindonews, di Jakarta, Selasa (9/10/2012).

Dia juga menyayangnya kejadian, terkait penyerbuan yang dilakukan puluhan polisi yang terjadi Jumat 5 Oktober 2012 lalu, untuk menangkap kliennya itu.

Selain itu, katanya, sangat aneh Kapolri tidak mengetahui penggerebekan tersebut. Padahal ada dua Polda yang datang ke KPK Polda Bengkulu dan Polda Metro Jaya.

Menurutnya, hal itu sangat aneh. Karena, seorang pemimpin tidak mengetahui kejadian itu, bahkan dua Polda turun tangan. Polda Bengkulu dan Polda Metri Jaya, ini ada koordinasi yang tidak benar di tubuh Polri.

"Agak aneh, kalau Kapolri (Timur Pradopo) tidak mengetahui itu. Atau ada yang salah di koordinasinya," kata pria yang juga koordinasi Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) ini.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan dalam pidatonya Senin 8 Oktober 2012 semalam mengatakan, keinginan Polri untuk menangkap Kompol Novel Baswedan tidak pas waktunya, karena Novel sedang menangani kasus yang sedang ada di Polri.

"Menurut pandangan saya sangat tidak tepat, kalau ada proses Komisari Polisi (Kompol) Novel Baswedan sekarang ini, timingnya tidak tepat dan pendekatan dan caranya juga tidak tepat. Itu pandangan saya, dan kira-kira solusi menyangkut tiga hal yang juga merupakan perselisihan KPK-Polri," terangnya.

Selain itu, SBY mengatakan, kasus simulator SIM lebih baik ditangani oleh KPK. " Penanganan hukum dugaan korupsi simulator SIM yang melibatkan Irjen Djoko Susilo agar ditangani KPK dan tidak pecah," katanya