Kekerasan terhadap Pembela Lingkungan Terus Terjadi

JAKARTA, KOMPAS.com â?? Aksi kekerasan dan teror terhadap masyarakat dan pembela lingkungan hidup terus terjadi. Terakhir, kekerasan dialami oleh anggota Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup Bali, I Wayan Gendo, pada Senin (5/11/2012).

"Gendo diserang saat berada di kantornya, sekitar pukul 11.00 Wita," kata Khalisah Khalid, Kepala Departemen Jaringan Pengembangan Sumber Daya Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nasional, di Jakarta, Rabu (7/11/2012). Menurut Khalisah, korban dipukul hingga mengalami luka sobek di bibir dan pendarahan di mulut oleh dua orang.

Khalisah mengatakan, penyerangan terhadap Gendo terkait dengan penolakan Walhi Bali terhadap berbagai pembangunan yang merusak kelestarian lingkungan hidup di provinsi ini. "Saat ini, Walhi Bali menolak keras pembangunan jalan tol Nusa Dua-Benoa," katanya.

Sinung Karto, Kepala Advokasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), mengatakan, polisi harus bersikap tegas dan serius mengusut penyerangan aktivis lingkungan di Bali ini. "Mestinya tidak susah mengusut kasus ini. Jika polisi tidak bisa menuntaskannya, artinya negara gagal menjamin kebebasan berdemokrasi," katanya.

Ali Akbar, manajer program Indonesia’s NGO Coalition or International Human Rights Advocacy, mengatakan, penyerangan terhadap penggiat lingkungan merupakan pelanggaran serius terhadap HAM. "Setiap orang berhak melindungi lingkungan, sama seperti bebas memperjuangkan aspirasi untuk menolak korupsi," katanya. "Tidak boleh atas nama investasi dilakukan represi dan kekerasan terhadap masyarakat," katanya.

Deddy Ratih, pengampanye Walhi Nasional, mengatakan, konflik lingkungan di Indonesia memang menurun, tetapi tindakan kekerasannya cenderung meningkat selama 2012 ini. Selama 2011 terjadi 102 konflik lingkungan dengan disertai kekerasan terhadap masyarakat. Hingga November 2012 terjadi 32 konflik lingkungan. "Namun, jumlah korban kekerasan selama 2012 ini lebih parah. Pelaku kekerasan adalah aparat ataupun preman yang dibayar perusahaan. Sejauh ini ada empat korban tewas di pihak masyarakat," katanya.