Sepekan Melawan Impunitas bersama aktifis HAM dari Bosnia, Timor Leste dan Indonesia

Tanggal 23 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Anti Impunitas Internasional (International Day Againts Impunity). Tahun 2012 ini, KontraS bekerja sama dengan Amnesty International mengadakan rangkaian kegiatan “Sepekan Melawan Impunitas” di Jakarta. Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 19-23 November 2012 dengan menghadirkan sejumlah korban dan aktifis HAM dari negara-negara yang memiliki pengalaman serupa dengan Indonesia dalam menghadapi praktek impunitas atas kasus pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu, seperti Bosnia dan Timor Leste. Jasna ZečeviÄ? adalah aktifis HAM dari Bosnia, (President Vive Zene Association), Maria Magdalena (pemimpin komunitas korban pelanggaran HAM di Distrik Baucau Timor Leste), aktifis HAM Timor Leste, Jose Moniz (JSMP) dan Saburan yang merupakan korban pelanggaran HAM berat Jambo Keupok, Aceh 2003 (Aceh).

Selama sepekan, korban maupun aktivis HAM yang berasal dari Aceh, Bosnia dan Timor Leste terlibat dalam serangkaian acara seperti workshop bersama korban pelanggaran HAM di Jakarta, kuliah umum dan pemutaran film HAM di Universitas Al-Azhar Indonesia, siaran pers bersama korban, temu aktivis HAM se-Indonesia serta melakukan kunjungan ke lembaga Negara seperti Dirjen HAM, Komnas Perempuan, Komnas HAM, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) serta kunjungan ke media di Jakarta.

Jasna ZečeviÄ? mengatakan, kedatangannya ke Indonesia dalam rangka memperingati Hari Anti Impunitas Internasional juga untuk memberikan dukungan terhadap perjuangan korban pelanggaran HAM berat di Indonesia maupun Timor Leste. Saat ini, Jasna bekerja untuk melakukan pendampingan dan bantuan psikososial terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban Perang antar Etnis di Bosnia pada tahun 1992-1995.

Sementara, Maria Magdalena, yang saat konflik Indonesia â?? Timor Leste keluarganya menjadi korban oleh militer Indonesia. Maria, menuturkan rasa senangnya berada di Indonesia dan bertemu serta mendengar langsung pengalaman teman-teman dari Papua, Aceh, Bosnia maupun saat berdiskusi dengan mahasiswa Indonesia. Jose Moniz dari JSMP Timor Leste juga menambahkan “Kami sangat senang dan bangga diberi kesempatan untuk bertemu dengan Pemerintah Indonesia, seperti Dirjen HAM, Komnas HAM dan LPSK. Ini sangat penting sekali karena kami memperoleh informasi penting dari mereka terutama yang berhubungan dengan perkembangan implementasi rekomendasi CTF, terutama rekomendasi orang hilang”.

Kegiatan ini mendapat sambutan yang cukup positif dari masyarakat luas, khususnya anak-anak muda. Saat acara kuliah umum dan pemutaran film yang diadakan di Universitas Al-Azhar Indonesia misalnya, para mahasiswa tampak antusias untuk bertanya dengan para narasumber tentang kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Bosnia, Aceh dan Timor Leste.

Selain bertujuan untuk menggalang solidaritas terhadap korban pelanggaran HAM berat masa lalu, kegiatan ini sekaligus bertujuan untuk mendorong Pemerintah Indonesia segera menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi dan memberikan pemulihan terhadap para korban. Demikian ditegaskan oleh Wakil I Koordinator KontraS, Sri Suparyati.