Enam tahun “Kamisan”, janji SBY kembali ditagih

Jakarta (ANTARA News) – Belasan orang berpakaian serba hitam yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) berjajar di seberang Istana Merdeka sambil membentangkan spanduk-spanduk tuntutan mereka sekaligus memperingati enam tahun "Aksi Diam Kamisan".

Mereka kembali menagih janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM.

"Enam tahun sudah aksi diam Kamisan dilakukan, enam tahun pula SBY diam, enam tahun pula ini dibiarkan. Itu adalah kejahatan dalam bentuk diam. Saya pikir ini bukan sekedar perayaan tetapi simbol bahwa ada ketangguhan di balik aksi diam ini," kata Ketua KontraS, Haris Azhar, di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis.

Di tengah-tengah lumpuhnya sebagian wilayah DKI Jakarta akibat banjir yang menghadang, para korban serta keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) beserta simpatisan itu kembali datang di depan Istana untuk yang ke 290 kali. Mereka menyatakan untuk tetap bertekad melakukan kativitas "Aksi Diam Kamisan" yang secara rutin mereka lakukan.

Diantara para simpatisan, hadir pula istri mendiang pejuang HAM Munir, Suciwati, bersama putranya Soeltan Alif Allende. Suciwati menyatakan kekecewaannya atas janji-janji pemerintah yang belum menindak pelanggaran HAM yang terjadi.

"Lagi-lagi hanya tong kosong, hanya kekecewaan. Hari ini kita bisa lihat banjir dimana-mana akibat tata kota yang buruk. Secara teknis saja mereka tidak bisa menunjukkan, secara administrasi mereka buruk menangani tata kota negara apalagi secara substansi," ujar Suciwati yang datang secara khusus dari tempat tinggalnya di Malang, Jawa Timur.

Dari spanduk-spanduk yang mereka bawa, tampak berbagai tulisan tuntutan mereka seperti tuntaskan "Tragedi 13-15 Mei 1998", Tragedi Trisakti Semanggi I dan Semanggi II", "Penculikan 1998", "Pembunuhan Aktivis HAM Munir", dan "Tragedi lumpur Lapindo".

Serta mengutip janji SBY saat pemilihan Presiden tahun 2009 yakni "peningkatan ekonomi, pembangunan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, penguatan demokrasi dan penghormatan terhadap HAM, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, pembangunan yang adil dan merata".

Saat mereka tengah melakukan aksi, rombongan Presiden tampak melintas menuju Istana, para simpatisan pun bergerak maju ke tengah jalan sambil mengangkat spanduk tinggi-tinggi, berharap dilihat. (M047)