Kontras: Skema Penyerangan LP Sleman Tersusun Rapi

Jakarta – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengecam aksi penyerangan terhadap Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Kontras juga tidak percaya jika aksi penyerangan dilakukan oleh kelompok teroris.

Koordinator Kontras, Haris Azhar mengatakan, Lapas dan penjara selama ini tidak pernah masuk dalam target operasi kelompok teroris. Sebab menurutnya, selama ini kelompok teroris cenderung lebih memilih aset-aset asing, serta bangunan dan personel polisi sebagai target aksinya.

"Jadi sulit dipercaya jika ada yang mengatakan penyerangan ke Lapas Cebongan dilakukan oleh kelompok teroris," tegasnya, Minggu (24/3/2013).

Ia melanjutkan, selain itu jika mendengar keterangan dari para saksi, penyerangan terhadap Lapas Cebongan dilakukan secara rapi, tenang dan terorganisasi dengan baik. Hal ini berbeda dengan skema penyerangan yang biasa dilakukan oleh kelompok teroris.

"Teroris-teroris itu tidak punya model operasi seperti itu, dalam bentuk rangkain yang rapi dan teratur dengan operasi model buntut kuda," katanya.

Haris menjelaskan, dari 17 orang pelaku penyerangan, masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Berdasarkan keterangan saksi, ada anggota kelompok yang bertugas menyandera, menjaga waktu penyerangan, mengamankan daerah sekitar, mencari target dan mengeksekusi.

"Di kelompok itu, masing-masing punya tugas sendiri. Ada yang bertugas menjaga waktu penyerangan (time keeper), sebab ada saksi yang mengatakan orang tersebut terus menerus melihat jam tangan. Kemudian ada yang masuk kedalam, dan mencari target dengan cara menanyakan nama seperti absen," jelasnya.

Setelah menemukan target yang dicari, kelompok orang itu juga tidak semuanya mengeksekusi. Namun hanya satu orang yang mengeksekusi. "Yang mengeksekusi cuma satu orang. Itu model operasi ekor kuda, yang dilakukan orang-orang terlatih secara rapi," ujarnya.

Di samping itu, diluar 17 orang yang masuk ke dalam Lapas, kemungkinan di luar sel masih ada lagi sejumlah orang. "Memang warga sekitar mendengar suara tembakan di malam hari dan melihat ada 3 truk berada di dekat LP," katanya lagi.

Untuk itu, lanjutnya, polisi harus mengusut secara tuntas dengan mempelajari puluhan butir selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian. "Ada 30 selongsong proyektil peluru, itu perlu ditelusuri juga," tandasnya