Kontras Pastikan Penyerang LP Cebongan Kelompok Terlatih

Jakarta: Penyerbu Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, adalah kelompok terlatih. Mereka tak butuh waktu lama untuk mengeksekusi korban. Demikian kesimpulan investigasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) yang dirilis, Selasa (26/3).

Koordinator Kontras, Haris Azhar, mengatakan, pelaku mengetahui persis posisi target. Mereka juga membagi tugas dengan rapi: menjaga dan mengeksekusi. 

"Total keseluruhan waktu penyerangan hanya 15 menit. Pelakunya lebih dari 17 orang," kata Haris.

Haris menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi, target serangan memang empat korban tewas. Keempatnya diduga tersangka pembunuhan anggota Kopassus Sersan Dua TNI Santoso. Kuat dugaan penyerangan bermotif balas dendam.

LP Cebongan di Jalan Bedingin, Sumberadi, Mlati, diserbu belasan orang bersenjata api, Sabtu (23/3) dinihari. Empat tahanan tewas dan dua sipir terluka.

Korban tewas adalah Dicky Sahetapy, Dedi, Adi, dan Johan. Keempatnya adalah tahanan kasus pengeroyokan dan penusukan seorang anggota Kopassus Kandang Menjangan Kartasura di Cafe Hugos, Jalan Solo Maguwoharjo, beberapa waktu silam.

Penyerang mengetuk pintu gerbang LP Cebongan, tengah malam. Sebagian besar menenteng senjata api laras panjang AK47. Mereka sengaja datang untuk mencari Dicky, Dedi, Adi, dan Johan.

Melihat gelagat tak baik, sipir menolak membukakan pintu. Tapi penjaga tak berkutik ketika tamu tak diundang itu mengancam meledakkan gerbang dengan beberapa granat.

Begitu berada dalam LP, belasan pria bersenjata itu langsung menuju sel 5A Blok Anggrek, tempat keempat korban dibui. Tanpa ba-bi-bu lagi mereka beraksi. Dor…dor! Dicky, Dedi, Adi, dan Johan meregang nyawa.