Kontras Tawari Advokasi Keluarga Serka Santoso

Jakarta – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengaku sudah manawarkan bantuan advokasi kepada keluarga Sersan Kepala Heru Santoso. Koordinator Kontras, Haris Azhar mengatakan hanya istri almarhum Heru, Indria, yang bisa dihubungi. Namun Haris pun belum memperoleh jawaban pasti dari Indria.

Heru adalah anggota Komando Pasukan Khusus yang menjadi korban pengeroyokan dan pembunuhan di Hugo’s Cafe, 19 Maret lalu. "Saya pahami kondisi Indria masih berkabung, dan dia juga sedang hamil dan menunggu persalinan," kata Haris dalam jumpa pers di kantornya, di Jakarta, Selasa, 9 April 2013.

Tujuan Haris menawarkan bantuan advokasi adalah untuk mendorong pengusutan kejadian di Hugo’s Cafe yang mengakibatkan tewasnya Heru. Dia menilai peristiwa di Hugo’s Cafe merupakan awal mula, bahkan pemicu, peristiwa penyerangan di LP Cebongan, 23 Maret lalu. "Kami khawatir meninggalnya empat korban di Cebongan ini malah membuat kasus di Hugo’s Cafe berhenti penyidikannya," ujar Haris.

Haris meminta polisi segera melanjutkan penyidikan, termasuk membuka rekaman kamera pengawas atau CCTV di Hugo’s Cafe saat pembunuhan Heru terjadi. Haris menduga polisi yang sudah mengantongi rekaman CCTV itu menyembunyikan fakta. "Hugo’s Cafe saat itu isinya bukan lima orang itu saja, masih banyak. Polisi punya utang fakta dalam kejadian ini," ujar Haris.

Dalam kesempatan yang sama, Victor Mambait, keluarga dari korban Yohanes Juan Mambait, mengaku sampai saat ini belum memperoleh kabar yang jelas soal peristiwa Cebongan dan Hugo’s Cafe. Dia mengaku akan memperjuangkan fakta di balik peristiwa pembunuhan adik kandungnya.

Senada dengan Victor, Jorhan Hans Kaja, saudara mendiang Hendrik Angel Sahetapi, mengaku belum memperoleh informasi dari Polres Sleman atau Polda Yogyakarta terkait dengan kelanjutan kasus Hugo’s Cafe. Hans kecewa dengan polisi yang tidak mampu melindungi warga, bahkan orang yang sudah berstatus tahanan. "Bukan kami saja, tapi keluarga Santoso juga korban. Mereka berhak mendapat kejelasan," tutur Hans.