KASUS MUARA RUPIT: Kontras Desak Penyelidikan Kepolisian Terbuka

JAKARTA – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendesak kepolisian memberikan hasil penyelidikan secara terbuka atas bentrokan antara masyarakat dengan kepolisian di Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan pada pekan ini yang menyebabkan tewasnya empat warga.

Yati Andriyani, Kepala Divisi Advokasi dan HAM Kontras, mengatakan pihaknya menilai tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian sangat berlebihan dan tidak proporsional. Menurutnya, kerugian dan kerusakan yang lebih besar semestinya bisa dihindari jika aparat dilapangan lebih mengedepankan langkah-langkah persuasif dalam membubarkan aksi unjuk rasa terkait tuntutan mereka atas pemekaran Musi Rawas Utara.

"Kepolisian harus menjelaskan secara jujur dan terbuka insiden yang terjadi. Tidak dengan mengkambinghitamkan masyarakat," kata Yani dalam keterangan persnya hari ini,  Kamis (2/5/2013). "Pemeriksaan internal harus menelisik prosedur penanganan penanganan pengunjuk rasa, tahapan-tahapan yang dilalui."

Keterangan kepolisian menyebutkan empat orang yang tewas itu adalah Nirson (20) luka tembak di dada kanan, Padilah (45) luka tembak di dada kiri, Suharto (16) tertembak di kepala, dan Rinto (24) meninggal dalam perjalanan.

Sejumlah warga lainnya terluka yaitu Kasira luka tembak di dada, Tono luka tembak kaki kanan, Indar terkena benda tumpul kepala, Diki yang luka tembak kaki kiri, Andre luka tembak kaki kanan, Indra terluka tembak tangan kanan, Koko luka tembak kaki kanan, dan Diko luka tembak di tangan kiri.

Terkait dengan hal itu, Kontras juga meminta pemerintah daerah Sumatra Selatan dan pemerintah kabupaten Musi Rawas untuk segera mengambil langkah-langkah strategis dan koordinatif. Hal itu dilakukan agar permasalahan yang terjadi tidak semakin meluas.