Warga Syiah Sampang Tuntut Pulang

Jakarta – Sepuluh warga Syiah, Sampang, Madura, ke Jakarta dengan bersepeda dari Surabaya. Mereka akan menemui Presiden Yudhoyo untuk menuntut hak pulang ke kampung halaman dengan aman dan damai.

"Kami datang ke Jakarta untuk meminta Presiden memulangkan kami. Tidak ada pilihan selain pulang. Kami ingin berpuasa di rumah kami," kata Ahmad Rosid, warga Syiah Sampang di kantor Kontras Jakarta, Senin (17/6).

Mereka mengunjungi beberapa lembaga penting di tiap kota besar yang dilewati. Di antaranya Universitas Diponegoro dan Universitas Wahid Hasyim di Semarang, beberapa rumah dinas bupati, pondok pesantren dan rumah tokoh ulama NU, serta sejumlah kantor LSM yang peduli terhadap perjuangan mereka.

"Kadang kami tidur di rumah kerabat atau rekan-rekan jaringan. Tidak jarang kami juga tidur di musala pompa bensin," kata Rosid.

Rosid menuturkan, saat ini kondisi warga Syiah di tempat pengungsian di GOR Sampang sangat memprihatinkan. Semua pengungsi tidur dengan alas seadanya. "Tapi yang lebih tidak mengenakkan, tidak ada kegiatan yang dilakukan. Apalagi sekarang anak-anak sudah tidak ada yang sekolah."

Sepuluh warga Syiah akan didampingi Kontras menagih janji Presiden. Dalam pernyataan resmi setelah peristiwa Sampang I dan II, Presiden Yudhoyono menyatakan akan memberikan perhatian khusus atas penuntasan kasus tersebut.

Presiden juga terikat janji kepada dunia internasional untuk melindungi warga negara dari setiap kekerasan dan diskriminasi berlatar agama dan keyakinan, karena pada akhir Mei lalu menerima World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation, yayasan lintas agama di New York.

"Karena itu, SBY harus membuktikan bahwa dirinya pantas dan layak menerima penghargaan tersebut," kata Yati Andriyani, Koordinator Divisi Impunitas Kontras.