Penembakan dan Pembunuhan Sewenang – Wenang di Enarotali, Paniai;
Segera Bentuk Tim Independen, Pulihkan Korban dan Masyarakat;

Penembakan dan Pembunuhan Sewenang – Wenang di Enarotali, Paniai;
Segera Bentuk Tim Independen, Pulihkan Korban dan
Masyarakat;

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
[KontraS]mendesak pertanggungjawaban negara [pemerintah] dan aparat keamanan
atas aksi brutal berupa pembunuhan kilat [summary killing] dan sewenang
sewenang [Extrajudicial killing], serta penganiayaan yang dilakukan oleh
aparat gabungan TNI – Polri terhadap warga sipil di Enaratoli, Paniai, Papua.
Tindakan ini mengakibatkan 5 [Lima] pelajar tewas terkena luka tembak dan 17
[Tujuh belas] lainnya mengalami luka-luka [terlampir daftar nama-nama
korban
].

Berdasarkan informasi yang kami terima peristiwa itu terjadi
karena warga yang bermaksud meminta pertanggungjawaban atas tindakan pemukulan
terhadap warga Paniai yang dilakukan oleh anggota TNI dengan mengunjungi Koramil
setempat, namun malah ditembaki secara brutal sehingga menimbulkan banyak korban
[Kronologi lengkap, terlampir]

Sungguh sangat ironi, peristiwa ini terjadi menjelang
peringatan Hari HAM Internasional pada setiap tanggal 10 Desember, alih – alih
memberikan perlindungan kepada warga sipil, aparat keamanan di Papua, yang
terdiri dalam gabungan Tim TNI dan Polri , lagi – lagi menggunakan kekuatan yang
tidak proporsional [berlebihan] dan diskresi yang tidak tepat. Secara umum,
peristiwa kekerasan ini menjadi noda dalam dalam peringatan untuk menghormati
Hak Asasi Manusia dan secara khusus, menambah luka dalam masyarakat Papua, sejak
1960an, menjadi korban berbagai pelanggaran hak asasi manusia, dan praktis tak
mendapatkan keadilan dari negara Indonesia.

Penyelesaian atau penanganan kasus ini harus mendapatkan reaksi
segera dari pemerintahan Jokowi yang hari ini memberikan pidato dalam rangka
memperingati Hari HAM. Sebab penuntasan kasus pelanggaran HAM tidak bisa
diselesaikan hanya melalui mimbar pidato, melainkanharus dipastikan
adanya perintah kepada instrumen negara
untuk segera bertindak dan menyelesaikan dengan tuntas segala bentuk pelanggaran
atas hak asasi manusia, termasuk pelanggaran yang terjadi dalam peristiwa ini.

Berdasarkan hal tersebut diatas kami mendesak:


Pertama,Pemerintah pusat segera membentuk Tim independen
untuk mengunjungi Enarotali dan melakukan investigasi terhadap kekerasan berupa,
penembakan, pembunuhan dan penganiayaan yang dilakukan secara brutal dengan
melibatkan unsure Komnas HAM, LPSK, Mabes TNI, Mabes POLRI, KOMPOLNAS dan
perwakilan masyarakat.


Kedua, Pemerintah melalui lembaga – lembaga terkait
seperti Komnas HAM, LPSK segera memberikan layanan pemulihan medis dan
psikososial kepada korban, termasuk perlindungan kepada saksi dan korban di
lapangan


Ketiga, Untuk mencegah tindakan pelanggaran HAM dan
kekerasan aparat keamanan di Papuaterhadap masyarakat sipil di masa mendatang,
pemerintah harus segera melakukan dialog yang kontrusktif dengan masyarakat
papua, dan menghentikan pendekatan penyelesaian konflik di Papua dengan
pendekatan keamanan dan militeristik.

Jakarta, 9 Desember 2014

Haris Azhar, S.H MA


Koordinator Kontras


Kronologis Penembakan Yang menewaskan 5 warga Sipil
Paniai

Awal kejadian pada tanggal 8 Desember, sekitar pukul 01.30 Wi
subuh, sebuah mobil hitam jenis fortuner melaju dari Enaro menuju kota Madi,
yang diduga dikendarai oleh dua oknum anggota TNI yang biasa disebut dengan Tim
Khusus TNI. Karena melaju tanpa menyalakan lampu mobil, tiga remaja warga sipil
menahan mobil tersebut, dan meminta lampu mobil dinyalakan, karena warga juga
sedang menjaga keamanan di masing-masing pondok natal.

Tidak terima ditahan, beberapa oknum anggota Timsus TNI
tersebut kembali ke Markas TNI di Madi Kota, dan kemudian mengajak beberapa
anggota TNI kembali ke Togokotu, tempat ketiga anak remaja tersebut menahan
mereka. Mobil ini kembali bersama beberapa anggota TNI, dan melakukan pengejaran
terhadap tiga remaja tadi. Dua orang lari, sementara yang satunya dipukul hingga
babak belur dan pingsang, kemudian warga melarikan anak ini rumah sakit.

Pagi harinya, warga Paniai berkumpul, dan meminta aparat
melakukan pertanggung jawaban terhadap anak kecil yang dipukul, dan melakukan
pembakaran terhadap mobil fortuner yang malam harinya diketahui melakukan
penyerangan terhadap tiga warga tersebut. Masyarakat berkumpul di lapangan Karel
Gobay, tapi belum dilakukan pembicaraan, aparat gabungan TNI dan Polri langsung
melakukan penembakan secara brutal, dan empat orang tewas ditempat, dan sekitar
13 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit, beberapa dalam keadaan kritis. Satu
orang lagi akhirnya meninggal dalam perawatan di rumah sakit MadiData
Korbansementara

Korban Tewas

1.

Simon Degei – 18 tahun pelajar SMA Negeri 1 Paniai, kelas
12,

2.

Otianus Gobai – 18 tahun pelajar at SMA Negeri 1 Paniai,
kelas 12,

3.

Alfius Youw – 17 tahun pelajar SMA Negeri 1 Paniai, kelas
12,

4.

Yulian Yeimo – 17 tahun pelajar SMA Negeri 1 Paniai,
kelas 9,

5.

Abia  Gobay – 17 tahun pelajar SMA Negeri 1 Paniai, kelas
12,

Korban yang dirawat di rumah sakit Mahdi

1.

Oni Yeimo

2.

Yulian Mote

3.

Oktovianus Gobay

4.

Noak Gobai

5.

Bernadus Magai Yogi

6.

Akulian Degey

7.

Agusta Degey

8.

Andarias Dogopia

9.

Abernadus Bunai

10.

Neles Gobay

11.

Jerry Gobay

12.

Marice Yogi

13.

Oktovianus Gobay

14.

Yulian Tobai

15.

Yuliana Edoway

16.

Jermias Kayame

17.

Selpi Dogopia