Nobar ‘Surat dari Praha’ bersama Korban Masa Lalu

Nobar 'Surat dari Praha' bersama Korban Masa Lalu

 

“Nobar bersama para korban ’65 dan @KontraS. Kepada mereka film #SuratdariPraha ini saya persembahkan,” kicau Angga di akun Twitternya.

Dunia sinematografi belakangan adalah satu media yang penting dan kerap digunakan untuk mengangkat berbagai isu yang masih terjadi hingga saat ini akibat bergolaknya situasi politik di tanah air pada tahun 1965, acap disebut Peristiwa 1965. Setelah Jagal mengangkat sudut pandang pelaku pembantaian pada masa itu, Senyap yang mengikuti seorang laki-laki mencari tahu siapa yang bertanggungjawab atas pembantaian sang kakak, serta beberapa film yang juga mengangkat Peristiwa 1965 dari berbagai sudut pandang, kali ini giliran kisah eksil 1965 muncul dalam media film panjang.

Diperlakukan seperti penjahat dan ditolak oleh Negaranya sendiri, selintas film ini langsung melayangkan pikiran penonton pada insiden yang menimpa Tom Ilyas, seorang eksil politik korban stigma 1965 yang sempat ditangkap oleh polisi Oktober 2015 lalu dan dideportasi oleh Indonesia hanya karena ingin berziarah ke makam ayah kandungnya. Film ini menjadi pengingat bagi pemerintah Indonesia, bahwa Negara masih memiliki utang sejarah bagi para eksil politik korban stigma 1965 yang tersebar di berbagai belahan dunia ataupun telah menjadi korban diskriminasi di Indonesia. Pengungkapan sejarah dan rehabilitasi bagi korban 1965 wajib dilakukan negara demi menjamin hak asasi mereka sebagai manusia dan warga negara yang telah dijamin dalam landasan konstitusional Indonesia.

Nonton bareng kali ini KontraS adakan sebagai bentuk penguatan korban, bertempat di Atrium XXI, 4 Februari 2016. Bahwasanya kasus yang menimpa mereka tidak dilupakan dan adanya dukungan dari insan kreatif dan masyarakat luas turut menuntut Pemerintah untuk menyelesaikan pelanggaran HAM berat yang terjadi pada tahun 1965-1966. Kehadiran Angga Dimas Sasongko sebagai sutradara film, berbagi alasannya mengangkat Peristiwa 1965 dalam film tersebut, melengkapi kebersamaan nonton bareng bersama korban pelanggaran HAM berat masa pemerintahan Orde Baru sore itu.