Darurat Mafia Narkoba:
Persoalan Bangsa Harus dengan Penyelesaian Konstruktif
Kami yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Berantas Mafia Narkoba amat menyayangkan sikap reaktif dari 3 lembaga penegak hukum dan keamanan yakni Badan Narkotika Nasional, Polri dan TNI atas pelaporan kepada Bareskrim Polri untuk melawan kesaksian Koordinator KontraS Haris Azhar dari testimoni yang diberikan Freddy Budiman kepadanya. Terendusnya skandal kartel narkotika telah memancing sikap reaktif ini. Kami meyakini bahwa kesaksian yang dilakukan oleh Haris Azhar tidak dalam kerangka menyudutkan suatu instansi penegak hukum dan keamanan apapun, termasuk di dalamnya individu-individu tertentu. Pada semangatnya maka gerakan ini ditujukan untuk menggalang dukungan publik yang solid untuk membongkar keterlibatan aparat dari bisnis narkotika di Indonesia. Lebih jauh, langkah ini sebagai upaya kontributif untuk mendukung langkah – langkah korektif dalam pemberantasan kejahatan narkoba dan reformasi penegakan hukum.
Kami memandang bahwa telah hadir suatu ketegangan untuk mempertahankan reputasi dan kredibilitas dari ketiga instansi keamanan tersebut. Instansi-instansi keamanan yang tengah bersengketa dengan kesaksian Haris Azhar telah menyatakan bahwa mereka bekerja keras untuk memutus mata rantai narkotika dan tunduk pada sistem hukum yang melarang peredaran zat-zat terlarang tersebut. Namun di lain sisi, ada ketidakpercayaan yang menguat dari publik atas kerja-kerja lembaga keamanan dan penegakan hukum.
Perang kredibilitas ini akan amat bermanfaat apabila diikuti dengan semangat negara dalam melakukan evaluasi dan koreksi. Kesaksian dan informasi yang disampaikan Haris Azhar adalah pintu untuk menelusuri sumber informasi dan pembuktian atas beberapa hal: (1) keterlibatan oknum aparat instansi-instansi keamanan dan bisnis dan kartel narkotika di Indonesia, (2) praktik penyimpangan kewenangan aparat penegak hukum dan keamanan di Indonesia, (3) kuatnya kriminalisasi yang diarahkan kepada warga negara Indonesia ketika nama-nama instansi disebut terkait dalam suatu skandal.
Situasi hari ini juga telah merontokkan imajinasi bahwa negara dan aparatusnya bukanlah subyek yang berada di atas hukum. Oleh karena itu, kami mendorong negara dan para pemegang otoritas dan kebijakan untuk mengambil langkah-langkah cepat, serius dan terukur dalam merespons kondisi darurat Indonesia berantas mafia narkoba:
Hendaknya semua pihak yang terkait di atas mampu berkomitmen, bekerjasama dan guna merealisasikan reformasi sektor keamanan Indonesia yang tuntas, bersih dan tunduk pada hukum. Kami ingin mendapatkan penyelesaian konstruktif dengan melibatkan ruang partisipasi publik seluas-luasnya.
Salam
Jakarta, 4 Agustus 2016
Indonesia Berantas Mafia Narkoba
Dahnil Simanjuntak, Ismail Hasani, Nursyahbani KS, Monica Tanuhandaru, Robertus Robet, Usman Hamid, Alvon Kurnia Palma, Al-Araf, Yati Andriyani, Emerson