kwitangologi!

Dijelazine dulu

Wara – Wiri KontraS selama 20 tahun dalam mendorong pennegakan hak asasi manusia bisa di bilang seru juga. Banyak hal kita temukan, baik peristiwa pelanggaran HAM ingatan yang mana tiap tahunnya KontraS selalu mengingatkan pemerintah untuk tidak melakukan kesalahan yang sem berulang – ulang

Secara kelembagaan, kita punya misi sederhana yakni advokatif dan edukatif. tapi, misi sederhana itu ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. kita liat aja ibu – ibu berpayung hitam yang berdiri sudah lebih dari 500 kali di depan istana juga tidak kunjung mendapatkan jawaban mengenai pelanggaran HAM berat masa lalu, Belum lagi, kasus – kasus pada era pascareformasi yang sebetulnya memiliki pola sama dengan masa orde baru. padahal, reformasi menjadi titik balik dari rezim militeristik yang melanda indonesia selama 30-an tahun.

Bayang – bayang itu masih kita alami ampe ni hari Ternyata perlu waktu yang panjang banget buat ngilangin budaya kekerasan. waktu bergerak, hal berubah , tapi kita menemukan masalah yang itu – itu aja. kita mendata dari tahun 2014 – 2018, setidaknya terjadi peristiwa pelanggaran kebebasan beribadah, berkeyakinan, dan beragama sebanyak 488 peristiwa. pelanggaran kebebasan berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat 926 kasus, 870 orang menjadi korban penyiksaan oleh aparat negara, dan serangkaian kasus lainnya. oleh karena itu, KontraS mengambil peran edukatif yang diharapkan dapat menjadi pegangan bagi masyarakat untuk menjadikan hak asasi manusia sebagai landasan hidup dan cara pikir dalam situasi yang terjadi di Indonesia.

Unduh Buku selengkapnya di sini