Untuk Pak Munir dan Impianku

Sebuah tulisan amatir dari seorang anak manusia biasa, yang memiliki keinginan untuk
tegaknya peradilan
Hak Asasi Manusia di Indonesia
Untukmu,
Pahlawan Kemanusiaanku!

7 September 2004

September Hitam
Kematian misterius diudara yang dialami oleh Munir Said Thalib, seorang Aktivis Kemanusiaan yang sangat saya kagumi, namun atas keberaniannya beliau dibungkam bahkan mati demi mencapai tonggat keadilan tertinggi, walaupun hal tersebut harus berhenti ditengah jalan

Ingin rasanya diri ini untuk ikut andil dalam penuntasan kasus ini, bahkan sampai ingin untuk memiliki kekuatan super untuk dapat melihat masa lalu, untuk mengungkap kejadian sebenarnya dari kasus ini, bahkan untuk melihat masa depan dan melihat apakah di masa depan kasus seperti ini dapat terulang kembali?

Terdengar seperti imajinatif, memang demikian…
Kasus ini telah bergulir sangat lama, bayangkan saja dari tahun 2004 hingga sekarang, kasus ini tidak dapat terungkap siapa sebenarnya dalang dari kasus ini…

Tim Gabungan Pencari Fakta pada masa Presiden SBY juga sudah melakukan kinerjanya dengan baik, namun tetap saja sang dalang tidak dapat diketahui siapa dan dimana keberadaannya…

Keadilan, Keadilan dan Keadilan…
Memang, seorang aktivis harus bisa menerima segala konsekuensi dari apa yang dilakukannya

Maka dari itu, untuk mencapai keteraturan tersebut, mereka tidak perlu dibungkam!

Mereka harus bebas untuk menyuarakan aspirasi nya!

Almarhum Pak Munir mungkin sudah meninggal,

Tetapi,

Munir-munir lain sedang melaksanakan tugasnya untuk mengentaskan kasus pelanggaran ham di Indonesia

Mereka tidak hilang, mereka berlipat kali ganda!

PANJANG UMUR KEADILAN!
HAK ASASI MANUSIA
#SeptemberHitam

Deviance Ramadana Saragih.
Batam, 5 September 2020.
Siswa SMA tingkat akhir yang ingin agar peradilan hak asasi di Indonesia selalu
membaik kedepannya!

SALAM PERJUANGAN!
INDONESIA MAJU!
INDONESIA BAIK!