Gowes for Democracy: Pesan Solidaritas dari Indonesia untuk Rakyat Myanmar demi Pulihkan Demokrasi dan Akhiri Kekerasan

Merespon eskalasi kekerasan yang terus berlangsung dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh junta militer Myanmar yang mengambil alih kekuasaan pemerintahan sipil terpilih melalui kudeta pada 1 Februari 2021, kami masyarakat Indonesia melalui inisiatif ‘Gowes for Democracy #SaveMyanmar’ mengecam kudeta ilegal ini dan menuntut agar militer Myanmar (Tatmadaw) segera mengakhiri kekerasan dan mengembalikan demokrasi sesuai dengan keinginan rakyat Myanmar.

Sejak kudeta militer berlangsung di awal Februari, serta hingga saat siaran pers ini kami tulis, telah tercatat lebih dari 700 korban jiwa pembunuhan di luar hukum akibat penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi dan warga sipil yang tak terlibat demonstrasi. Pengamat dan organisasi hak asasi manusia turut mendokumentasikan pelanggaran HAM serius seperti penahanan sewenang-wenang, penghilangan paksa, pembatasan kebebasan berekspresi dan pemutusan akses internet. Baru-baru ini, juga terdapat indikasi bahwa pasukan militer Myanmar menggunakan persenjataan dan taktik militer di medan pertempuran untuk menangani para pengunjuk rasa dan warga sipil lainnya. Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet telah memperingatkan komunitas internasional bahwa situasi di Myanmar saat ini dapat mengarah pada kejahatan terhadap kemanusiaan.

Penderitaan rakyat Myanmar membuat kami di Indonesia berinisiatif untuk menunjukan solidaritas, berangkat dari sejarah menyakitkan masa lalu di bawah rezim militer “Orde Baru”. Sudah menjadi kewajiban agar kebebasan yang dinikmati rakyat Indonesia sejak Reformasi Mei 1998 setidaknya dapat digunakan untuk mendukung dan bersolidaritas kepada rakyat Myanmar yang tengah berjuang, bahwa mereka tidak sendiri. Di sisi lain, dengan kepercayaan kami pada demokrasi dan kemanusiaan, kami mengutuk kudeta militer ilegal dan mendesak militer untuk mengakhiri kekerasan dan segera memulihkan demokrasi.

Aksi ‘Gowes for Democracy’ turut mengimbau masyarakat Indonesia di manapun untuk menunjukkan solidaritasnya dengan cara apapun yang bisa dilakukan, baik daring maupun langsung. Kami mengajak untuk bergabung dengan lebih banyak aksi solidaritas, serta menggalang dukungan dengan mengirimkan surat/ kartu pos ke kontak Perserikatan Bangsa-Bangsa/ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara)/kontak media melalui kampanye media sosial.

Myanmar adalah salah satu negara Asia terkini yang publiknya juga tegas menyuarakan perlawanan terhadap tirani dan penindasan. Dikelola secara kolektif melalui gerakan #MilkTeaAlliance, dukungan antarwarga negara kami kemukakan untuk satu sama lain di Taiwan, Hong Kong, Thailand, India, Indonesia dan banyak negara lain di kawasan Asia. Aksi ‘Gowes for Democracy #SaveMyanmar’ yang diadakan hari ini didukung oleh beberapa organisasi HAM dan juga komunitas pesepeda di Jakarta.

Untuk informasi lebih lanjut, sila menghubungi

Aghniadi (AJAR) — +62 853 51313494 Safina Maulida (ADN) — +62 821 13381994

Organisasi yang mendukung:

ADN (Asia Democracy Network)
AJAR (Asia Justice and Rights)
AJI (Aliansi Jurnalis Independen/Alliance of Independent Journalists)
Anak Haram Jalanan Jakarta
Hakasasi.id
HRWG (Human Rights Working Group)
KIKA (Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik or Indonesia’s Caucus for Academic Freedom)
KontraS (the Commission for the Disappeared and Victims of Violence)
Kurawal Foundation
LeIP (Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi Peradilan/Indonesian Institute for Independent Judiciary) Lokataru
Migrant CARE
PILNET (Public Interest Lawyer Network)
SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network)
SEJUK (Serikat Jurnalis untuk Keberagaman/Journalists Association for Diversity)
YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia/Indonesian Legal Aid Foundation)