Jakarta (9/11/12) – Organisasi masyarakat sipil dari gerakan perempuan, disabilitas, pekerja rumah tangga, mahasiswa, demokrasi, media buruh dan pengada layanan yang tergabung dalam aliansi Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Rakyat Palestina melakukan Aksi Solidaritas untuk Rakyat Palestina pada Kamis, 9 November 2023 pukul 14.00 WIB di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat.

Aksi Solidaritas untuk Rakyat Palestina ini digelar dengan orasi-orasi dan menghadapkan lembaran kertas-kertas berisi 6747 nama warga negara Palestina yang tewas karena kebrutalan milisi-milisi Israel selama rentang 7 s.d 26 Oktober 2023. Seiring berjalannya bombardir tanpa henti, per 7 November 2023 daftar panjang korban telah menembus 10.000 jiwa, di antaranya perempuan dan 4.104-nya adalah anak-anak.. Massa aksi akan melakukan tabur bunga di atas kertas-kertas tersebut, simbolik ini untuk menunjukkan simpati rakyat Indonesia terhadap genosida yang menimpa rakyat Palestina.

“Tidak ada keraguan untuk saya mengatakan kengerian yang terjadi saat ini adalah upaya genosida. Warga Negara Palestina terbunuh karena menderita kelaparan, penyakit, penyiksaan dan hancurnya ruang kehidupan mereka. Serangan Israel semakin brutal dengan mengarahkan rudal dan milisinya ke tempat-tempat vital rakyat seperti rumah sakit, sekolah, pemukiman pengungsi, dan rumah-rumah penduduk. Sampai tak tersisa,” kata Mutiara Ika Pratiwi dari Perempuan Mahardhika.

Bom dari udara tanpa pandang bulu membunuh rakyat Palestina. Penggunaan fosfor putih oleh Israel membumihanguskan warga sipil.

“Israel sudah menyalahi Resolusi PBB 1972 dan Protokol 3 dalam Konvensi Pelanggaran Penggunaan Senjata Konvensional Tertentu, yang keduanya menggarisbawahi penggunaan senjata berbahaya bagi masyarakat sipil, yaitu penggunaan Fosfor Putih,” kata Nadine Sherani dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS)

Banyak rakyat Palestina yang kemudian mengalami gagal multi organ dan luka bakar hingga menjadi disabilitas.

“Sebagai organisasi disabilitas kami mengutuk keras apa yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina. Kami telah mengumpulkan informasi penyandang disabilitas di Gaza bahwa terdapat hambatan-hambatan yang dialami penyandang disabilitas selama pembatasan dan blokade yang dilakukan Israel yang berdampak pada putusnya akses listrik, air, makanan, kesulitan mengevakuasi diri, dan akses mobilitas lainnya. Situasi ini tidak bisa didiamkan, dalam Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) menekankan tidak boleh ada bentuk-bentuk penjajahan dan genosida karena akan semakin banyak disabilitas baru yang bermunculan dan mereka akan mengalami penderitaan yang berlipat,” kata Fatum Ade (Dedhe) dari Perhimpunan Jiwa Sehat.

Aksi militer yang terus berlanjut memicu kekhawatiran internasional. Majelis Umum PBB pada hari Jumat tanggal 27 Oktober 2023 telah menyetujui resolusi yang menyerukan

gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Resolusi tersebut dicapai melalui pemungutan suara dengan 120 negara mendukung dari 193 negara anggota PBB. Tetapi tuntutan ini justru menemui ganjalan dan tidak menuntun ke de eskalasi konflik.

“Kami melihat upaya advokasi yang terjadi di Palestina melalui mekanisme penyelesaian internasional seperti jalan di tempat dan tidak pernah mendapatkan solusi, bahkan Dewan Keamanan PBB tidak mampu menekan Israel secara politik untuk melakukan gencatan senjata,” kata Midha Karim dari FAMM Indonesia

Sudah waktunya pembunuhan dan genosida secara kasat mata ini dihentikan. Masyarakat di seluruh dunia turun ke jalan untuk mengambil sikap dukungan dan memunculkan tekanan yang lebih kuat agar rakyat Palestina dapat merebut kebebasannya.Termasuk Indonesia.

“Hal ini adalah persoalan politik dan kekuasaan oleh negara-negara imperialis yang memiliki pengaruh kepentingan sangat besar untuk menyetir, membatalkan, mengabaikan rekomendasi-rekomendasi badan internasional, sehingga mengapa kami menempatkan aksi ini di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia karena kita tahu mereka memiliki posisi politik yang sangat besar terhadap kebijakan Israel, agar AS segera mungkin menghentikan pendanaan dan menyetujui gencatan senjata,” kata Mutiara Ika Pratiwi dari Perempuan Mahardhika

Menyikapi hal ini, organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Rakyat Palestina mengutuk aksi penyerangan pemerintah Israel terhadap warga tak berdosa di Jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina sebagai kejahatan perang dan pelanggaran Hukum Humaniter Internasional.

Untuk itu kami menuntut dan mendesak:

  1. Pemerintah Amerika Serikat segera menghentikan dukungan pembiayaan perang dan dan aksi militerisme ilegal pemerintah Israel terhadap warga tak berdosa di Palestina;
  2. Pemerintah AS segera tunduk dan mematuhi Resolusi PBB 1972 dan tunduk pada hukum humaniter internasional;
  3. International Criminal Court untuk segera memproses secara hukum berbagai aksi kejahatan perang yang dilakukan oleh pemerintah Israel sebelum dan sesudah 7 Oktober 2023;
  4. Pemerintah Israel segera mematuhi gencatan senjata, menghentikan penyerangan dan segala bentuk aksi teror dan kekerasan terhadap warga tak berdosa di Gaza dan Tepi Barat Palestina;
  5. Pemerintah Israel segera mengakhiri pendudukan serta menghormati hak kemerdekaan Warga Negara Palestina dan berdaulat secara penuh terhadap tanah airnya;
  6. Pemerintah Israel membuka blokade dan membuka secara penuh jalur akses kebutuhan dasar dan dukungan kemanusiaan bagi Warga Negara Palestina dengan memperhatikan kerentanan gender, dis/abilitas, usia, suku, ras, agama, dan latar belakang lainnya;
  7. Pemerintah Indonesia segera aktif memotori diplomasi damai internasional untuk gencatan senjata, menghentikan genosida dan mendukung bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina, terutama perempuan dan anak;
  8. Seluruh perempuan dan elemen masyarakat Indonesia untuk menggalang solidaritas terhadap perempuan dan rakyat Palestina.

Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Rakyat Palestina

Perempuan Mahardhika | FAMM Indonesia | Rumah KitaB | Rahima | Fahmina | Perhimpunan Jiwa Sehat | Forum Pengada Layanan | Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) | Yayasan Humanis | LBH APIK Jakarta | Asosiasi LBH Apik | Jala PRT | Yayasan PEKKA | KontraS | Bangsa Mahasiswa | Marsinah.id | YAPPIKA | World March of Women Indonesia I KIARA

 

Narahubung:
Jihan Faatihah (Perempuan Mahardhika) – 0897-6346-394

November 9, 2023

Aksi Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Rakyat Palestina Stop Genosida, Gencatan Senjata Sekarang Juga!

Jakarta (9/11/12) – […]
November 8, 2023

Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang Mengecam Pernyataan Kapolresta Barelang Soal Papan Bunga yang Hilang Karena Tertiup Angin di Beberapa Media

Rabu, 8 November […]
November 8, 2023

Laporan Investigasi “Tindak Kriminalisasi dan Kekerasan terhadap Masyarakat Adat O’Hongana Manyawa di Halmahera Timur dan Halmahera Tengah”

Alen Baikole dan […]
November 6, 2023

Ditolaknya Izin Pelaksanaan Pertemuan Tahunan Ijtima Majlis Ansharullah JAI di Boyolali Merupakan Bentuk Kesewenang-Wenangan Negara

Sumber foto: detikcom […]
November 6, 2023

Catatan Kritis : Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi Mewarisi Setumpuk Masalah

Berdasarkan informasi yang […]
Oktober 28, 2023

Gaza, Geranat, dan Genosida Seruan Solidaritas Okupasi Palestina

Foto/dokumentasi : antaranews.com […]
Oktober 27, 2023

Ketidakadilan Putusan Terhadap Trio Pakel, Wujud Matinya Keadilan di Indonesia

Kamis, 26 Oktober […]
Oktober 27, 2023

Desakan untuk Kementerian Luar Negeri dalam Menegakkan Kepatuhan Resolusi PBB terkait Dugaan Pengadaan Senjata dan Amunisi dari PT. Pindad, PT. PAL, and PT. Dirgantara Indonesia ke Militer Junta

Kamis, 26 Oktober […]
Oktober 27, 2023

Klaim Sepihak Tanah Warga oleh TNI AU Kembali Terjadi, Warga Rumpin Datangi Kantor Staf Presiden dan Komnas HAM

Perwakilan warga Rumpin, […]
Oktober 24, 2023

Desakan untuk Komisi I dan VI DPR dalam melakukan hak angket terkait dugaan Pengadaan Senjata dan Amunisi dari PT. Pindad, PT. PAL, and PT. Dirgantara Indonesia ke Militer Junta

Jakarta, 24 Oktober […]