9 Desember 2025 - Untuk memperingati hari HAM internasional, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyelenggarakan kegiatan sekaligus meluncurkan beberapa publikasi yang dibuat oleh KontraS serta kontributor lainnya. Kegiatan ini dilangsungkan di Twin House, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga terkait situasi hak asasi manusia selama tahun 2025, menciptakan ruang diskursus yang mempertemukan antara ahli dengan masyarakat sipil untuk mengonsolidasikan strategi advokasi, memproyeksi pemerintahan Prabowo-Gibran kelak, serta merefleksikan arah gerakan masyarakat sipil dalam menjawab tantangan rezim. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ruang hiburan masyarakat sipil agar bisa mengembalikan energi perlawanan dan kritisisme untuk melakukan advokasi strategis serta pendampingan warga di tahun 2026 kelak.
Kegiatan ini terdiri dari beberapa agenda. Agenda pertama yakni meluncurkan Laporan Catatan Hari HAM 2025 yang dibuat oleh KontraS, yang dipaparkan oleh Dimas Bagus Arya selaku Koordinator KontraS. Laporan ini merangkum situasi Hak Asasi Manusia di tahun 2025 menjadi beberapa kluster; Pelanggaran Berat HAM, Reformasi Sektor Keamanan, Kekerasan Aktor Negara dan Non-Negara, Hukuman Mati, serta peradilan yang tidak adil (unfair trial).
Agenda kedua yakni diskusi publik dengan tema "Menerangi Katastrofe HAM: Urgensi Gerakan Warga di Tengah Kuasa yang Mengaburkan Kebenaran" dengan beberapa narasumber, yakni Balqis Zakkiyah dari Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi, Bhima Yudhistira dari CELIOS, M. Hilmi dari Whiteboard Journal, dan Sukidi Mulyadi yang merupakan Pemikir Kebhinekaan, serta dimoderasi oleh Raymondus Rikang dari TEMPO. Dalam diskusi yang interaktif ini, beberapa narasumber memaparkan pentingnya masyarakat sipil yang terkonsolidasi untuk menghadapi berbagai penyempitan ruang kebebasan sipil serta berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara. Selain itu, diskusi ini juga menegaskan pentingnya melakukan advokasi strategis sekaligus kreatif di tengah kemajuan teknologi yang kian pesat, sehingga dapat relatable dengan banyak kalangan.
Agenda ketiga yakni peluncuran Zine Swarga Volume 3 dengan judul "HAM Suka-Suka Penguasa" yang dipaparkan oleh Fitriyani dari KontraS. Zine ini merupakan produk yang dihasilkan dari submisi tulisan, puisi, serta karya warga yang membahas mengenai keresahan warga terhadap praktik repsesif serta kesewenang-wenangan negara dalam konteks hak asasi manusia.
Agenda keempat yaitu penampilan puisi oleh Aldiansyah Azura dari Atelir Ciremai. Dalam puisi yang dibacakan oleh Aldi, ia menuangkan keresahannya mengenai situasi sosial-politik di Indonesia serta dampaknya terhadap masyarakat yang saat ini semakin tercekik.
Agenda kelima yakni peluncuran buku berjudul "Mencari Penerang Menuju Jalan Pulang: Antologi Cerita Pendek Hukuman Mati" yang dipaparkan oleh Rizky Fariza Alfian dari KontraS serta Dian Purnomo yang merupakan penulis serta editor dari buku tersebut. Buku yang dipublikasi oleh KontraS serta ECPM ini merupakan buku yang mengulas mengenai urgensi penghapusan pidana mati di Indonesia melalui serangkaian cerita pendek yang ditulis oleh berbagai kontributor.
Agenda keenam sekaligus agenda penutup pada kegiatan Peringatan Hari HAM 2025 ini yakni penampilan musk yang dibawakan oleh Tallin Musik serta Syifa Sativa. Kedua musisi ini memberikan hiburan serta pengingat terhadap warga terkait kondisi HAM di Indonesia yang tidak baik-baik saja serta pentingnya warga untuk tetap bersuara dan kritis terhadap berbagai kebijakan dan kinerja negara.
Untuk mengakses Laporan Hari HAM 2025 secara digital dapat dibuka di sini
Untuk mengakses Zine Kwitangologi Volume 3 secara digital dapat dibuka di sini
Untuk mengakses Buku Antologi Cerita Pendek Hukuman Mati secara digital dapat dibuka di sini








Tags
KontraS
Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
