KONDISI ACEH LEBIH BURUK DARI SEMASA DOM

Jakarta, Kompas
Kondisi Aceh kini lebih buruk dari semasa Operasi Jaring Merah atau lebih dikenal masyarakat dengan Daerah Operasi Militer (DOM) diterapkan di dae rah itu. Hal itu ditandai semakin meluasnya daerah konflik dari wilayah Aceh Utara, Aceh Pidie dan Aceh Timur ke wilayah Aceh Barat dan Aceh Selatan, serta gelombang pengungsian yang hingga kini mencapai sekitar 60.000 orang.

Hal itu diuraikan Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Munir, Selasa (15/6), di Jakarta.

"Pengungsian masyarakat dalam jumlah besar yang menyebabkan banyak desa menjadi kosong tak berpenduduk, serta meluaskan wilayah konflik sampai ke Aceh Barat dan Aceh Selatan itu, tidak terjadi semasa DOM diterapkan. Kondisi di Aceh sekarang juga adalah kondisi terburuk dalam situasi yang pernah ada di Aceh selama ini," tegasnya.

Jika dilihat dari hal-hal tersebut, Munir menegaskan, persoalan Aceh harus dilihat semakin serius. Apalagi, akibat kondisi penampungan dan pencukupan kehidupan sehari-hari yang kurang baik, kini di kalangan pengungsi pun sudah jatuh korban jiwa. "Persoalan pelayanan kesehatan kini menjadi soal, sebab ICRC pun menolak melakukan pelayanan kepada para pengungsi dengan alasan ini bukan pengungsi dalam konflik antarnegara. Oleh karena itulah Kontras meneruskan dompet keprihatinan Aceh untuk pertolongan kesehatan," katanya sambil menambahkan kini sudah terkumpul Rp 12 juta.

Pimpinan Kontras itu menjelaskan, situasi represi aparat di Aceh telah berkembang menjadi situasi yang sangat provokatif untuk masyarakat mencoba melakukan perlawanan terhadap represi yang dilakukan. Akan sangat tidak punya makna bila TNI terus menerus mengintrodusir bahwa mereka sedang menghadapi gerakan perlawanan Aceh Merdeka. Ada upaya mendramatisir yang tidak perlu dilakukan oleh TNI untuk pembenaran operasi di Aceh," katanya. (oki)
    

KONDISI ACEH LEBIH BURUK DARI SEMASA DOM

Jakarta, Kompas
Kondisi Aceh kini lebih buruk dari semasa Operasi Jaring Merah atau lebih dikenal masyarakat dengan Daerah Operasi Militer (DOM) diterapkan di dae rah itu. Hal itu ditandai semakin meluasnya daerah konflik dari wilayah Aceh Utara, Aceh Pidie dan Aceh Timur ke wilayah Aceh Barat dan Aceh Selatan, serta gelombang pengungsian yang hingga kini mencapai sekitar 60.000 orang.

Hal itu diuraikan Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Munir, Selasa (15/6), di Jakarta.

"Pengungsian masyarakat dalam jumlah besar yang menyebabkan banyak desa menjadi kosong tak berpenduduk, serta meluaskan wilayah konflik sampai ke Aceh Barat dan Aceh Selatan itu, tidak terjadi semasa DOM diterapkan. Kondisi di Aceh sekarang juga adalah kondisi terburuk dalam situasi yang pernah ada di Aceh selama ini," tegasnya.

Jika dilihat dari hal-hal tersebut, Munir menegaskan, persoalan Aceh harus dilihat semakin serius. Apalagi, akibat kondisi penampungan dan pencukupan kehidupan sehari-hari yang kurang baik, kini di kalangan pengungsi pun sudah jatuh korban jiwa. "Persoalan pelayanan kesehatan kini menjadi soal, sebab ICRC pun menolak melakukan pelayanan kepada para pengungsi dengan alasan ini bukan pengungsi dalam konflik antarnegara. Oleh karena itulah Kontras meneruskan dompet keprihatinan Aceh untuk pertolongan kesehatan," katanya sambil menambahkan kini sudah terkumpul Rp 12 juta.

Pimpinan Kontras itu menjelaskan, situasi represi aparat di Aceh telah berkembang menjadi situasi yang sangat provokatif untuk masyarakat mencoba melakukan perlawanan terhadap represi yang dilakukan. Akan sangat tidak punya makna bila TNI terus menerus mengintrodusir bahwa mereka sedang menghadapi gerakan perlawanan Aceh Merdeka. Ada upaya mendramatisir yang tidak perlu dilakukan oleh TNI untuk pembenaran operasi di Aceh," katanya. (oki)