MUNIR DESAK BUYUNG NASUTION MUNDUR

Jakarta, Kompas – Dewan Pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Munir hari Rabu (20/3) di Jakarta, mendesak Adnan Buyung Nasution mundur dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Munir khawatir, LBH bakal lumpuh dengan kehadiran Nasution. Tetapi, menurut Ketua Dewan Pengurus caretaker LBH Irianto Subiakto, kekhawatiran tersebut dinilai berlebihan.

Munir mengemukakan, pada dasarnya Nasution yang membutuhkan LBH daripada LBH membutuhkan dia. "Buyung akan berusaha mengendalikan LBH seperti yang dia tunjukkan kepada publik. Buyung akan menganggap dirinya sebagai satu-satunya alat kebenaran di LBH dan akan mengabaikan keputusan bersama di LBH. Ini yang akan membuat LBH lumpuh," tegas Munir.

Munir berpendapat, sebaiknya Nasution meninggalkan LBH dan tetap menjadi Koordinator Tim Advokasi Hak Asasi Manusia (HAM) Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Jadi ‘hitam putihnya’ jelas. Kalau yang terjadi sekarang ini kan belum jelas, apa dia mau konsentrasi ke LBH lagi atau hanya ingin menjadi musuh dalam selimut di LBH," ujarnya.
   
Program kolektif
Menurut Irianto, dalam lembaga yang berbentuk yayasan seperti halnya YLBHI, dikenal peran pendiri yang melekat sampai pendiri yang bersangkutan meninggal dunia atau mundur atas kemauannya sendiri. Oleh karena itu, mustahil menolak kehadiran Nasution di YLBHI, karena Nasution menjadi salah seorang pendiri lembaga tersebut.

Mengenai kemungkinan Nasution bakal mengendalikan LBH, Irianto meragukan hal itu. Dia berpendapat, Nasution tidak mungkin mampu mengendalikan LBH. Ia bisa saja menyalurkan segala pikiran, tenaga dan waktunya untuk LBH, tetapi hanya sebatas kapasitasnya sebagai salah seorang anggota Dewan Penyantun saja.

"Jadi mana mungkin dia bisa mengendalikan LBH, karena jalannya lembaga day-to-day itu di tangan pengurus. Di sini, planning program dan monitoring dibangun bersama dengan kantor-kantor daerah, dan ketika kami bicara program, maka program itu lahir bukan hanya dari pikiran orang per orang, tetapi sudah menjadi pikiran kolektif," ucapnya. Jadi menurut Irianto, dalam mekanisme yang seperti itu tidak mungkin Nasution menghegemoni LBH.

Namun, Irianto tidak sependapat dengan Nasution yang mengatakan bahwa LBH sudah menyimpang dari cita-cita awalnya. Munir juga mengatakan, selama 10 tahun terakhir ini tidak ada perubahan penting di tubuh LBH. "Yang banyak berubah itu justru Buyung," kata Munir. (win)