Polri Tetap Lanjutkan Penangkapan

Jakarta, Kompas – Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Sutanto menegaskan bahwa Operasi Raid di Poso akan diteruskan untuk membekuk semua buronan dari serangkaian peristiwa konflik di Poso. Pasca- insiden dalam penggerebekan Kamis lalu, polisi akan berusaha membuat situasi lebih kondusif, tetapi bukan berarti operasi dihentikan sementara.

"Kami upayakan situasi semakin kondusif. (Tetapi) tindakan hukum tetap berjalan," kata Sutanto seusai shalat Jumat di lingkungan Mabes Polri, Jumat (12/1) kemarin.

Mengenai senjata-senjata organik yang disita dari para buronan itu, Sutanto berkata singkat, "Itu kan peninggalan dari masa yang lalu, harus kita bersihkan ya."

Meski sempat pecah insiden, Sutanto mengatakan, untuk sementara ini tidak perlu ada penambahan pasukan. Akan tetapi, ia juga berharap sisa buronan yang belum tertangkap agar sukarela menyerahkan diri. "Akan kami perlakukan dengan baik," katanya.

Sebelumnya, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mempertanyakan asal senjata yang disita polisi seusai penggerebekan di Poso, yang menewaskan Dedi Parsan. "Penemuan senjata organik itu patut dipertanyakan. Tidak jelas kepemilikan senjata yang ditemukan, yang umumnya adalah senjata yang biasa digunakan oleh TNI dan polisi," ungkap Abu Said Belu dari Kontras.

Penemuan itu, tutur Abu, sangat kontradiktif dengan upaya polisi yang akhir-akhir ini memperketat peredaran senjata api. "Tampak tidak ada kerja intelijen yang maksimal untuk menanggulangi persoalan itu," kata Abu.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seusai penggerebekan di Poso, Kamis lalu, polisi menemukan lima senjata api organik, yakni satu pucuk M16 dengan magasin berisi 29 peluru, sebuah senapan serbu SS1, dua senjata SKS, dan sepucuk revolver S&W berisi enam peluru. (jos/SF)