Suciwati Minta Percakapan Telepon Segera Dibuka

"Pemerintah yakin bisa mengungkap kasus ini."

JAKARTA — Suciwati, istri aktivis hak asasi manusia Munir, mempertanyakan perkembangan hasil penyelidikan polisi seputar kasus pembunuhan bekas Koordinator Kontras itu. "Sekarang hal penting yang harus dilakukan polisi adalah segera membuka bukti percakapan telepon," katanya ketika dihubungi Tempo kemarin.

Percakapan telepon yang dimaksud Suciwati adalah percakapan antara Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda yang sempat divonis terlibat pembunuhan Munir, dan salah seorang bekas pejabat Badan Intelijen Negara. Juga rekaman kamera tersembunyi di Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Changi, Singapura. "Ini penting untuk diketahui publik," katanya.

Pada Jumat pekan lalu, Kepala Bidang Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Besar Bambang Kuncoko menyatakan Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) tengah membantu Indonesia untuk membuka rekaman pembicaraan antara Munir dan beberapa orang yang diduga terkait dengan pembunuhannya. Termasuk percakapan Pollycarpus dengan bekas pejabat Badan Intelijen Negara.

Percakapan telepon ini rencananya akan digunakan Kejaksaan Agung sebagai bukti baru (novum) untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali kasus terbunuhnya Munir dengan terdakwa Pollycarpus.

Sementara itu, Sekretaris National Central Bureau Interpol Indonesia Brigadir Jenderal Iskandar Hasan menyatakan FBI telah berjanji membantu polisi Indonesia sampai terungkapnya kasus ini. Bantuan yang diberikan bergantung pada permintaan Indonesia. "Kami mau dibantu apa, tinggal bilang," katanya.

Suciwati menyambut baik rencana FBI untuk membantu kepolisian menguak misteri kematian Munir. Tapi Suciwati berharap Amerika tidak menyerahkan hasil penyidikan sepenuhnya kepada kepolisian. Pasalnya, kepolisian sudah tidak dapat dipercayai lagi. "FBI harus memonitor juga, tidak menyerahkannya begitu saja ke polisi," katanya.

Suciwati menyatakan tidak percaya kepada polisi karena sudah dua tahun kasus ini berjalan tapi belum juga terungkap. "Sangat jelas nuansa konspirasinya," kata dia. Padahal, menurut dia, kasus ini mudah dan tempat kejadian perkaranya juga terbatas.

Indikasi lain, kata Suciwati, adanya usaha penyimpangan isu oleh polisi. Hal itu dapat dilihat dari pernyataan Kepala Polri Jenderal Sutanto untuk mengotopsi ulang jasad Munir. "Itu tidak masuk akal. Itu merupakan pembalikan isu," ujarnya.

Walau polisi mengeluarkan pernyataan itu, permintaan otopsi ulang belum pernah disampaikan kepada keluarga almarhum Munir. Otopsi ulang dinilai Suciwati tidak berkaitan dengan materi penyelidikan.

Sedangkan Sutanto berjanji akan membuka hasil penyidikan tim yang dipimpin Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri Komisaris Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam mengusut kasus Munir. "Yang penting, pemerintah yakin bisa mengungkap kasus ini," katanya. TITO SIANIPAR | YOPHIANDI