Kontras Desak Polri Fokus Selidiki Hubungan Telepon Pollycarpus

M. Rizal Maslan – detikcom


Jakarta – Polri diminta Kontras tidak mengalihkan penyelidikan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir ke persoalan otopsi organ tubuh Munir. Seharusnya Polri sudah maju untuk menyelidiki siapa pelaku utama atau aktor intelektual pembunuhan: penyelidikan isi percakapan Pollycarpus dengan Muchdi PR.

"Konsentrasi Polri setelah bekerjasama dengan FBI adalah menyelidiki lebih
lanjut soal siapa pelaku utama pembunuhan Munir melalui saluran komunikasi yang ada, baik antara Pollycarpus dengan sejumlah pejabat di BIN dan institusi BIN itu sendiri," ujar Koordinator Kontras Usman Hamid di kantornya, Jl Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/6/2007).

Menurut Usman, investigasi penyebab kematian Munir sudah tidak relevan lagi, termasuk untuk mengidentifikasi sampel organnya, karena sudah ada hasilnya.

"Walau itu merupakan otoritas Polri, tapi itu sudah tidak relevan lagi. Ada atau tidak ada otopsi, Polri wajib untuk menyelidiki saluran komunikasi antara Pollycarpus dan orang-orang di BIN," jelasnya.

Usman berharap, Polri berani untuk memeriksa Muhdi PR dan BIN, termasuk saluran komunikasi yang ada di antara Pollycarpus dan pejabat BIN. Jika tak berani, tidak akan ada bukti baru untuk mengusut tuntas pembunuhan Munir.

"Kalau ini tidak dilakukan, kami ragu langkah yang diambil Polri tidak akan menemukan novum (bukti baru)," tandasnya.

Seperti diketahui bebarap waktu lalu Polri akan melakukan otopsi ulang terhadap organ tubuh Munir. Bahkan sebelumnya, Polri akan kembali membongkar kuburan Munir dengan alasan atas permintaan FBI.(zal/aba)

Kontras Desak Polri Fokus Selidiki Hubungan Telepon Pollycarpus

M. Rizal Maslan – detikcom

Jakarta – Polri diminta Kontras tidak mengalihkan penyelidikan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir ke persoalan otopsi organ tubuh Munir. Seharusnya Polri sudah maju untuk menyelidiki siapa pelaku utama atau aktor intelektual pembunuhan: penyelidikan isi percakapan Pollycarpus dengan Muchdi PR.

"Konsentrasi Polri setelah bekerjasama dengan FBI adalah menyelidiki lebih
lanjut soal siapa pelaku utama pembunuhan Munir melalui saluran komunikasi yang ada, baik antara Pollycarpus dengan sejumlah pejabat di BIN dan institusi BIN itu sendiri," ujar Koordinator Kontras Usman Hamid di kantornya, Jl Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/6/2007).

Menurut Usman, investigasi penyebab kematian Munir sudah tidak relevan lagi, termasuk untuk mengidentifikasi sampel organnya, karena sudah ada hasilnya.

"Walau itu merupakan otoritas Polri, tapi itu sudah tidak relevan lagi. Ada atau tidak ada otopsi, Polri wajib untuk menyelidiki saluran komunikasi antara Pollycarpus dan orang-orang di BIN," jelasnya.

Usman berharap, Polri berani untuk memeriksa Muhdi PR dan BIN, termasuk saluran komunikasi yang ada di antara Pollycarpus dan pejabat BIN. Jika tak berani, tidak akan ada bukti baru untuk mengusut tuntas pembunuhan Munir.

"Kalau ini tidak dilakukan, kami ragu langkah yang diambil Polri tidak akan menemukan novum (bukti baru)," tandasnya.

Seperti diketahui bebarap waktu lalu Polri akan melakukan otopsi ulang terhadap organ tubuh Munir. Bahkan sebelumnya, Polri akan kembali membongkar kuburan Munir dengan alasan atas permintaan FBI.(zal/aba)