Parlemen Uni Eropa Angkat Kasus Pembunuhan Munir

Jakarta, Kompas – Sejumlah anggota Parlemen Uni Eropa bertekad mengangkat kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir dalam persidangan mereka. Bahkan, mereka juga berencana membentuk tim khusus untuk memonitor pengungkapan kasus tersebut.

"Perhatian itu diberikan karena pengungkapan kasus Munir dinilai amat berarti dalam proses demokratisasi di Indonesia," kata Sekretaris Komite Aksi Solidaritas untuk Munir Usman Hamid, Rabu (19/9).

Pada 11 dan 12 September, Usman bersama Suciwati (istri almarhum Munir) dan Asmara Nababan (mantan Sekretaris Jenderal Komnas HAM) berada di Belgia bertemu dengan anggota Parlemen Uni Eropa, seperti Ana Maria Gomes dan Glyn Ford.

Dalam pertemuan itu, tutur Usman, awalnya diberitahukan bahwa pengungkapan kasus Munir menunjukkan sejumlah titik terang. Namun, dukungan seperti yang pernah diberikan Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso dengan menanyakan kasus ini kepada Presiden Yudhoyono saat KTT ASEM di Finlandia, September 2006, terus diharapkan. Tanpa dukungan seperti itu, dikhawatirkan pengungkapan kasus ini akan kembali gelap.

Internasionalisasi kasus Munir, seperti meminta dukungan Parlemen Uni Eropa, bukan yang pertama kali. Suciwati pada Februari lalu ke Australia dan bulan Mei ke Kanada untuk kepentingan yang sama. Suciwati juga pergi ke Amerika Serikat pada Oktober 2006.

Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim melihat internasionalisasi kasus pembunuhan Munir selama ini cukup efektif dalam mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengungkap kasus itu. "Adanya tim baru yang dibentuk polisi dan peninjauan kembali yang diajukan kejaksaan terhadap mantan pilot Garuda Pollycarpus Budihari Priyanto antara lain karena ada internasionalisasi kasus ini," kata Ifdhal. (NWO)