HAM Itu Isu Sehari-hari

Mencintai sesama itu mutlak, mungkin yang membedakan adalah caranya. Dengan dasar itu, orang tak perlu membenci. Hukum perlu ditegakkan dengan dasar cinta pada kemanusiaan, bukan dendam,” kata Nicholas Saputra (24).

Pemain film yang antara lain bermain dalam Ada Apa dengan Cinta dan Soe Hok Gie ini mengakui, sosok yang diperankannya itu semakin mengentalkannya dengan isu seputar hak asasi manusia (HAM).

Maka, ketika ditawari oleh Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) untuk terlibat dalam kampanye pemajuan HAM, Nicholas langsung menerima. Meski dulu, baginya, Kontras itu ”sosok” yang keras.

”Boro-boro nengok, kesannya (Kontras) keras banget,” katanya. Meski lokasi Kantor Kontras dan Radio Prambors dulu itu hanya dipisahkan jarak sekitar 200 meter, bagi dia, masing-masing punya ”roh” yang berbeda.

Menurut Nicholas, Kontras terkesan keras karena isu-isu yang diurus oleh lembaga tersebut. Isu yang melingkupi Kontras bagai bumi dan langit jika dibandingkan dengan kantor Radio Prambors.

”Kalau kami (Prambors) kesannya penuh hura-hura,” katanya di depan puluhan aktivis HAM dalam jumpa pers di Kantor Kontras, Jakarta, Kamis (4/12).

Namun, masa telah berubah. Para pekerja seni pun terlibat aktif dalam pemajuan HAM.

”Saya ingin menjadikan HAM sebagai isu sehari-hari,” tambah Nicholas. (JOS)