Benci Polisi

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Nanan Soekarna (55) mengakui, dulu, waktu muda, ia pernah membenci polisi sebagai sosok maupun profesi. Polisi, di mata Nanan muda, tak bersahabat dengan masyarakat.

”Saya pernah ditangkap polisi karena ugal-ugalan di jalan, lalu dipukuli sebelum dijemput orangtua. Di mata saya, polisi itu brutal dan tidak bersahabat,” kata Nanan dalam seminar ”Hak Asasi Manusia: Proyeksi Penegakan Hukum dan HAM pada Pemerintahan 2009- 2014” di Denpasar, Bali, Selasa (18/8).

Seminar itu diselenggarakan oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) serta Indonesia Australia Legal Development Facility (IALDF).

Nanan tak menyangka ia lalu menjadi polisi. Ia lulus Akademi Kepolisian tahun 1978. Dia malah mencintai profesi polisi.

”Saya bersyukur karena sejak punya pengalaman buruk dengan polisi itu, saya bertekad menjadi polisi yang baik,” kata Nanan.

Polisi memang lekat pada hal- hal yang terkait dengan hak asasi manusia. Ketika sering muncul di media untuk menjelaskan kasus terorisme, misalnya, dia sering dikritik karena tak senyum.

”Masa senyum-senyum, polisi itu harus pandai menampilkan sosoknya. Ketika berhadapan dengan terorisme yang berbahaya dan menyengsarakan banyak orang, kita harus keras dan tegas,” katanya. (BEN)