Sosoknya yang sederhana tidaklah menggetarkan orang. Namun, tindakan dan keberpihakannya pada penegakan hak asasi manusia, apalagi sikap kritis dan gugatannya pada arogannya kekuasaan, menggoyahkan angkuhnya tembok-tembok penindasan rezim penguasa.
Ia tidak pernah gentar, apalagi surut. Sebaliknya, ia bergerak laksana suluh yang menjadi pedoman, menjadi penyemangat bagi rekan-rekannya. Sebagai manusia biasa tentu saja ia juga makhluk yang lemah, tetapi entah ia tampaknya dikaruniai keteguhan dalam bersikap.
Hanya kebencian yang kemudian mematahkan langkah Munir. Ia dibunuh oleh bangsanya sendiri, oleh orang-orang yang sebetulnya juga menjadi bagian dari upaya pembelaannya. Itu nyata. Dan, inilah yang dikatakannya tentang itu: