Facebookers Kecam Sikap Jaim Presiden

Galang Gerakan Massa Dukung KPK

Jakarta, Tribun – Masalah yang menimpa pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah, terus menjadi bola panas. Ribuan massa mulai turun ke jalan berunjuk rasa menentang adanya dugaan kriminalisasi KPK oleh kepolisian.

Mereka adalah para pemilik akun facebook (facebooker) bersama puluhan aktivis, dan sejumlah tokoh publik. Sejumlah artis juga menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (8/11).

Massa yang menamakan diri Gerakan Sejuta Facebooker Mendukung Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Riyanto ini mengecam Polri yang telah melakukan kriminalisasi terhadap KPK.

Sejumlah tokoh publik seperti Direktur Institut Reform Yudhi Latif, Eep Syaifullah Fatah, dan aktivis Fadjroel Rahman mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jangan hanya berdiam diri. Ia harus bangkit menengahi perseteruan KPK dengan Polri.

Mereka mengingat, aksi massa ini bisa berujung pada people power jika presiden tetap mengabaikan apa yang kini dirasakan masyarakat.

"Presiden jangan jaim (menjaga imej), tapi harus bangun karena sudah lama tertidur. Terlalu banyak pidato. Banyak yang lebih penting dibanding pidato Ganyang Mafia. Dan KPK harus dikembalikan wibawanya," kata pengamat politik Universitas Indonesia, Eep Syaifullah.

Massa juga mempertontonkan gambar Anggodo Wijoyo memakai baju polisi berpangkat jenderal. Sejumlah poster mengecam kriminalisasi KPK juga dibentangkan dibalut suguhan para artis menyampaikan aspirasinya. Grup musik Slank, seniman Franky Sahilatua, artis Happy Salma, Oppie Andaresta  dan lainnya ikut berpartisipasi.

Aktivis yang juga Ketua Pedoman Indonesia, Fadjroel Rahman, dalam orasinya meminta Presiden Yudhoyono tidak hanya bisa bicara berada di barisan terdepan membasmi mafia koruptor. Melainkan, sebut dia, presiden harus berani dan tegas memimpin perang melawan korupsi.

"Sudah sangat jelas dari pengakuan Ary Muladi, salah satu saksi kunci kasus KPK dan Polri. Bukti dari sikap tegas itu, presiden harus memecat kapolri dan jaksa agung," tandasnya lantang.

Sambil menyemangati peserta aksi, Fadhroel menyindir presiden. "Jika Pak SBY antikorupsi, silakan hadir di sini bergabung. "SBY harus menjadi presiden kita, jangan menjadi presiden buaya. Jangan sampai Indonesia menjadi ‘Anggodonesia’,"  imbuh aktivis ini.

Direktur Reform Istitut, Yudhi Latif, mengatakan, aksi massa itu merupakan suatu eksperimentasi gerakan sosial yang besar. Bahkan sebut dia, bisa saja berakhir pada penggulingan presiden kalau presiden tidak berhasil menyelesaikan masalah tersebut.

"Karena aksi ini tidak hanya dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, tetapi juga oleh para individu masyarat," tandas Koordinator Kontras, Usman Hamid.(Persda Network/yat/cr3)