Obama Dengar Penjelasan Mandeknya Kasus Munir

Renne R.A Kawilarang

Penjelasan itu disampaikan pegiat HAM, Rafendi Djamin, saat bertamu ke Gedung Putih

VIVAnews – Sebulan sebelum direncanakan bertolak ke Jakarta, Presiden Barack Obama menerima sejumlah masukan dari pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) asal Indonesia. Presiden Amerika Serikat (AS) itu mendapat saran agar memberi perhatian atas kasus pembunuhan aktivis Kontras, Munir, yang masih mandek, dan juga bertemu dengan kalangan pegiat HAM di Indonesia.

Permintaan itu disampaikan Rafendi Djamin, Direktur Eksekutif HRWG (Human Rights Working Groups). Bersama dengan para pegiat HAM dari sejumlah negara, Rafendi diundang ke rumah Obama di Gedung Putih, Kamis pagi waktu Washington DC (malam WIB). Pertemuan yang membahas isu-isu HAM di manca negara itu diorganisir oleh lembaga Freedom House dan Human Rights First.

Demikian ungkap Wakil Direktur Eksekutif HRWG, M.Choirul Anam, dalam pernyataan kepada VIVAnews, Jumat 19 Februari 2010. Menurut Choirul, Rafendi berkesempatan menyampaikan perkembangan kasus Munir kepada Obama. 

"Dia meminta Presiden Obama untuk memberi perhatian terhadap kasus pembunuhan konspirasi tersebut. Hal ini karena pentingnya kasus tersebut bagi demokratisasi, penegakan hukum, reformasi sekor keamanan dan perlindungan HAM di Indonesia," tutur Choirul. 

HRWG sengaja menyampaikan kasus Munir kepada Obama, yang dijadwalkan berkunjung ke Indonesia bersama keluarganya selama beberapa hari pada paruh kedua Maret mendatang. Menurut HRWG, selain pengusutan kasus Munir berjalan mandek, ada indikasi kuat upaya sistematis untuk melemahkan dan mengabaikan penyelesaian kasus pembunuhan politik pertama dalam era Reformasi itu.

Rafendi meminta Obama dalam kunjungan bulan depan bisa membangun kemitraan yang lebih kuat dan baik dengan Indonesia dengan mendorong Reformasi Internal Indonesia, dan kasus Munir menjadi salah satu Indikator keberhasilan reformasi Internal tersebut.

Selain, perhatian kepada kasus Munir, Rafendi juga menyampaikan permintaan agar Obama bisa bertemu dengan Civil Society Indonesia ketika berkunjung ke tanah air. Dari pertemuan itu, Obama bisa mendapatkan informasi berimbang dan mendapatkan substansi yang tepat ketika membangun kemitraan berbasis HAM dan demokrasi dengan Indonesia.