Hindari Politik Tikus, Kembalikan Bakrie Award!

Hindari Politik Tikus, Kembalikan Bakrie Award!

Kucing datang,Cepat ganti muka

Segera menjelma, Bagai tak tercela

(Tikus-Tikus Kantor, Iwan Fals)

Cuplikan lagu Iwan Fals yang berjudul “Tikus-Tikus Kantor” menggambarkan prilaku manusia yang mengikuti sifat tikus. Meskipun salah, karena kelihaiannya, seakan-akan menjadi seorang malaikat yang tak tercela.

Anehnya, beberapa waktu yang lalu, mantan petinggi Group Bakrie yang juga Ketua Umum Partai Golkar menyerukan kepada kader partai, yang besar di era rejim otoriter orde baru itu, untuk meniru prilaku tikus dalam berpolitik.

Sementara sebelumnya, dihadapan para komunitas bloger, Aburizal Bakrie dengan lantangnya mengatakan tidak merasa bersalah dalam kasus semburan lumpur Lapindo. Ia seakan mengabaikan bahwa mayoritas pakar pemboran internasional mengungkapkan bahwa semburan lumpur di Sidoarjo bukan bencana alam namun akibat aktivitas pemboran Lapindo, perusahaan milik Group Bakrie. Hal yang sama juga diungkapkan oleh hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Untuk menyembunyikan kejahatan itulah, Aburizal Bakrie menggunakan instrumen Partai Golkar dan Sekretariat Gabungan Partai Koalisi.

Intelektual dan budayawan tentu sangat berperan dalam membela masyarakat yang menjadi korban semburan lumpur Lapindo ini. Kebenaran dan keadilan harus ditegakan. Para intelektual dan budayawan harus mulai berani menyuarakan nuraninya. Korban lumpur Lapindo harus mereka bela.

Namun penghargaan Bakrie Award sangat mungkin akan membuat para intelektual dan budayawan itu enggan dan ragu untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan dalam kasus semburan lumpur Lapindo.

Untuk itu, Gerakan Masyarakat Sipil Menuntut Keadilan Korban Lumpur Lapindo menyerukan kepada para penerima Bakrie Award, untuk mengembalikan Bakrie Award. Dengan mengembalikan penghargaan, para intelektual dan budayawan itu menjadi bebas untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan dalam kasus lumpur Lapindo. Tentu saja dengan mengembalikan Bakrie Award, para intelektual dan budayawan itu juga terhindar dari ancaman politik tikus yang memiliki karakter licik dan culas.

 

Kontak Media

1. Direktur Walhi Nasional Berry Nadian Furqon, 0812 5110 979

2. Koordinator Jatam, Andree Wijaya, 0812 94 596 23

3. Sekjend KIARA, Riza Damanik, 0818 773 515

4. Kontras, Sinung Karto, 0856 191 4400

5. ICEL, Rino Subagyo, 0812 950 8335

6. LBH Masyarakat, Taufik Basari, 0815 8647 7616

7. YLBHI, Abdul Haris, 0817 6566 808

8. Satudunia, Firdaus Cahyadi, 0815 1327 5698

9. Solidaritas Perempuan, Dewi 0852 6024 1597

10. Imparsial, Ndaru 0812 527 4819

11. Institut Hijau Indonesia, Selamet Daroyni, 0815 8419 7713


Surat Terbuka : Kembalikan Bakrie Award