Menurut Haris, upaya sistematis berawal ketika ICW melaporkan rekening sejumlah perwira Polri. Sejak saat itulah Tama, selaku aktivis ICW yang gencar menyelidiki kasus rekening perwira Polri, diikuti oleh orang tak dikenal.
Haris menambahkan, sebenarnya polisi mengetahui bahwa Tama adalah individu yang potensial mengalami ancaman atau kekerasan. Kendati begitu, tak ada upaya signifikan dari polisi sehingga Tama dianiaya orang hingga babak belur. Itulah sebabnya, tim investigasi meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk tim khusus investigasi kekerasan terhadap pekerja antikorupsi.
Sementara itu, Koordinator Kontras Usman Hamid meminta pemerintah melihat kasus penganiayaan Tama dengan serius. Sebab, jika tidak, ke depan akan menjadi preseden buruk dan membahayakan aktivis yang memerangi praktik korupsi [baca: Kontras: Penganiaya Aktivis ICW Sudah Diketahui].(ULF)