Rieke: Pidato SBY Jauh Panggang dari Api

Pidato SBY tentang hubungan RI-Malaysia menimbulkan rasa kecewa bagi buruh migran.

VIVAnews – Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka menilai pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal ketegangan RI-Malaysia kurang menukik pada inti permasalahan. Pidato SBY tidak solusi, terutama isu-isu yang terkait masalah yang dihadapi TKI di Malaysia.

"Pidato SBY jauh panggang dari Api," kata Rieke Diah Pitaloka dalam keterangan tertulis bersama sejumlah aktivis buruh migran, Kamis 2 September 2010.

Menurut Rieke, SBY tidak menyinggung substansi dasar hubungan kerjasama Indonesia-Malaysia. Yaitu, penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia. Pidato semalam juga dinilai tidak secara tegas memperlihatkan keberpihakan terhadap nasib rakyatnya, terutama para TKI yang sedang menghadapi persoalan hukum.

Keterangan pers ini disampaikan Rieke bersama Migrant Care, Kontras, Infid, dan sejumlah buruh migran lainnya. Saat ini, Rieke masih berada di Malaysia untuk bertemu Duta Besar dan Parlemen Malaysia.

Pemeran Oneng dalam sebuah sinetron komedi ini menyayangkan pidato SBY yang tidak menyinggung soal TKI. "Tidak menyinggung sedikitpun mengenai vonis mati terhadap 3 WNI dan ratusan lainnya yang terancam hukuman mati," ujar dia.

Padahal persoalan ini telah berulang kali menjadi agenda dalam rapat kerja SBY dengan jajaran pemerintahannya. SBY dinilai hanya melihat kedaulatan dan martabat bangsa Indonesia dari sisi teritori, tapi melupakan aspek terpenting dari kedaulatan dan martabat bangsa, yaitu nasib dan nyawa rakyatnya.

"Klaim keberhasilan SBY tentang diplomasi perlindungan untuk TKI jauh dari kenyataan yang sebenarnya," kritik Rieke. Rieke menegaskan, sampai saat ini belum ada keputusan final tentang amandemen MoU yang bermanfaat bagi perlindungan PRT migran Indonesia di Malaysia.

"Pidato SBY tentang hubungan Indonesia-Malaysia menimbulkan rasa kecewa bagi WNI di Malaysia termasuk buruh migran Indonesia," sesalnya. (hs)